News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mimpi Anak Penderita Kanker di Charity Cancer Camp

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PT Standardpen Industries bersama Yayasan Putera Peduli berkerjasama dengan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) dan Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya menyelenggarakan Charity Cancer Camp. Kegiatan perkemahan yang dilaksanakan selama 3 hari 2 malam dikawasan Villa Via Renata, Puncak–Bogor, Jawa Barat.

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian paling menakutkan di dunia. Pada tahun 2012, kanker menjadi penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang.

Berdasarkan Data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui bahwa pada tahun 2012 terdapat 14.067.894 kasus baru kanker dan 8.201.575 kematian akibat kanker di seluruh dunia.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa setiap tahun penderita kanker di dunia bertambah 6,25 juta orang.

Penyakit kanker tidak hanya menjangkiti orang dewasa, namun juga mengintai anak-anak. Ada Siti Aulia Zahra (4 tahun) menderita kanker darah (Leukemia), Rehan (6 tahun) menderita kanker otak sejak usia 3 tahun, Naura (6 tahun) menderita tumor ginjal (tumor willm) yang ginjalnya sudah diangkat satu sejak usia 3 tahun, Yasmin (4 tahun) menderita retinoblastoma (kanker mata) dan banyak lagi anak-anak yang menderita kanker di Cancer Camp.

“Awalnya anak saya jatuh dari tangga, kemudian panas tinggi. Setelah dibawa ke rumah sakit, kata dokter anak saya ada kelainan darah, leukemia. Dan hasil analisa dokter sebenarnya penyakit ini sudah ada sejak lahir. Dokter juga bilang umur anak saya tidak akan panjang,” cerita Khalidin, ayah Aulia Zahra di Cancer Camp, Puncak, Jawa Barat (12/11/2016).

Menurut data Union for International Cancer Control (UICC), setiap tahun terdapat sekitar 176.000 anak yang didiagnosis kanker, yang mayoritas berasal dari negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Khalidin yang sekarang menganggur, mengakui bahwa pola makan ibu sejak masa mengandung memang tidak teratur. “Sekarang saya sadari, karena keterbatasan kami makan apa saja terutama yang instan. Selain praktis juga terjangkau. Tapi seperti ini akbiatnya anak saya tidak tau sampai usia berapa hidupnya,” tuturnya.

Meskipun kejadian kanker pada anak di seluruh dunia masih cukup jarang, namun kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian 90.000 anak setiap tahunnya.

Di negara berpenghasilan tinggi, kanker merupakan penyebab kedua terbesar kematian anak umur 5-14 tahun, setelah cedera dan kecelakaan.

Sementara itu, di Indonesia terdapat sekitar 11.000 kasus kanker anak setiap tahunnya, dan terdapat sekitar 650 kasus kanker anak di Jakarta.

Sementara itu, berdasarkan data dari Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI tahun 2013, menunjukkan prevalensi kanker anak umur 0-14 tahun sebesar 16.291 kasus, dengan jenis kanker yang paling banyak diderita anak di Indonesia adalah Leukemia (Kanker Darah) dan Retinoblastoma (Kanker Bola Mata).

Tingginya kasus penderita kanker pada anak terjadi karena masih belum diketahuinya penyebab kanker pada anak.

Penyebab lain adalah minimnya pengetahuan orangtua tentang kanker pada anak, ini dibuktikan berdasarkan data dari Riskesdas bahwa lebih dari 50 persen kasus kanker pada anak yang datang ke fasilitas kesehatan, umumnya sudah dalam keadaan stadium lanjut.

Penyakit kanker dapat menyerang anak mulai dari usia bayi hingga usia 18 tahun. Kanker pada anak berbeda dari kanker pada orang dewasa.

Kanker pada orang dewasa dapat dicegah, sementara pada anak hingga saat ini belumada pencegahannya. Untuk itu pola hidup dan makan makanan yang sehat harus diajarkan kepada anak-anak sejak dini.

Untuk mengembalikan keceriaan anak-anak penderita kanker, PT Standardpen Industries bersama Yayasan Putera Peduli berkerjasama dengan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) dan Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya menyelenggarakan Charity Cancer Camp.

Kegiatan perkemahan yang dilaksanakan selama 3 hari 2 malam dikawasan Villa Via Renata, Puncak – Bogor, Jawa Barat.

“Kegiatan Charity Cancer Camp tahun ini merupakan penyelenggaraan yang keempat kalinya. Tahun ini Kami mengangkat tema Daylight (Dare Yourselt to Live and Fight). Tema ini sengaja diangkat untuk mengajak dan memotivasi agar anak-anak penderita kanker dapat bermimpi setinggi mungkin, dan untuk para orangtua juga didorong agar semangat dalam mendampingi anak-anaknya dalam berjuang melawan kanker,” ujar Erika Indrajaya, Ketua Panitia Charity Cancer Camp.

Perkemahan khusus anak-anak penderita kanker ini pertama kali diadakan pada tahun 2013 dengan mengusung tema Golden Spy Academy, perkemahan kedua dilaksanakan dengan tema Dreamzania pada tahun 2014, dan pada tahun 2015 dengan tema perkemahan Wanderland.

“Perkemahan ini bertujuan untuk membantu dan menghibur pasien kanker dan keluarganya. Kami berharap seusai acara perkemahan ini para little cancer survivors menjadi lebih terhibur dan dapat memberikan inspirasi bagi para orangtua untuk melanjutkan kehidupan dengan berkualitas,” lanjut Erika.

Saat ini, tutur Kahlidin, Siti Aulia Zahra sudah hampir setahun mengikuti kemoterapi untuk terapi penyembuhannya.

“Saya senang sekarang kondisi Ara (panggilan siti Aulia) sudah jauh lebih baik, dulu berat badannya hanya 9 kg, sekarang 16 kg. Dulu sempat lumpuh dan koma berhari-hari di rumah sakit, sekarang sudah bias menggambar.”

Sakit yang sama juga diderita Athalla (6th). “Setahun lalu dokter bilang anak saya sakit leukemia. Saya dan ayah Athalla sangat kaget dan tidak percaya. Sejak saat itu Athalla harus menjalani kemoterapi secara rutin dan operasi penyembuhan tulang sumsum belakang,” cerita Anita, ibunda Athalla.

Bocah kelas 3 SD ini pertama kali diketahui menderita Leukemia karena setiap mengangkat kaki jika hendak menggunakan celana selalu mengeluh kakinya sakit, terkadang sampai menangis karena tidak kuat menahan sakit.

“Saya ingin Athalla cepat sembuh, makanya biar harus tiap hari pulang pergi Bogor-Jakarta untuk pengobatan Athalla saya akan terus lakukan, walaupun terkadang terasa lelah juga. Athalla ingin sekolah lagi, karena sejak ketahuan Leukemia, dokter melarang untuk sekolah dulu,” cerita Anita sambil menahan tangis.

Cerita berbeda dituturkan ibunda Ahmad Fitroh (9th), “Anak saya sudah dua tahun menjalani kemoterapi karena sakit leukemia. Alhamdullilah, Juli kemarin dokter bilang Fitroh sudah lebih baik,” tutur Nini Nuraini, ibunda Fitroh

Fitroh menderita leukeimia sejak usia 6 tahun. Awal diketahui sakit, saat Fitroh dicabut giginya, darah yang keluar mengalir terus, setelah itu fitroh mengalami panas tinggi. Selama menjalani Kemoterapi, Fitroh sempat lumpuh dan koma.

“Saya itu kagetnya bukanmain waktu dokter bilang Fitroh Leukemia, tapi waktu pertama kali sakit, fitroh sempat dirawat 2 minggu di rumah sakit, pas mau pulang dokter suruh saya ke RSCM untuk pemeriksaan lebih lanjut dan benar Leukimia. Jadi sekarang saya harus tetap jaga pola makannya dan tetap harus cek darah Fitroh setiap 3 bulan,” lanjut Nini.

Demikian cerita perjuangan para orangtua anak penderita kanker yang mengikuti cancer camp yang berjuang demi kesehatan anak-anaknya.

Dalam kesempatan ini, Standardpen mengajak Aulia, Athalla, Rehan, Fitroh, Yasmin, Naura, dina dan anak-anak peserca Cancer Camp untuk tetap semangat dan ceria dengan belajar menggambar dan menulis dengan tangan.

Ada yang bercita-cita ingin menjadi dokter, ada yang ingin membangun rumah sakit, ada juga yang ingin menjadi chef.

“Kami yakin, di setiap hati kecil mereka tetap punya mimpi yang tinggi. Kami selaku orang dewasa yang diberikan kelebihan merasa bertanggungjawab untuk mengajak mereka memiliki semangat yang baik. Harapan mereka bias disampaikan melalui surat untuk mama-papanya atau gambar yang mereka buat,” kata CEO Standardpen, Megusdyan Susanto.

Sebagai bentuk kepedulian Standardpen Industries terhadap anak-anak penderita kanker, perusahaan alat tulis ini membagikan perlengkapan alat tulis dan sekolah kepada seluruh peserta perkemahan.

“Mudah-mudahan anak-anak kami yang tengah berjuang dari Cancer ini bisa mengisi waktu luangnya di rumah (karena cuti sekolah), untuk tetap kreatif dan menimbulkan rasa bahagia,”ujar Megusdyan.

Hal senada juga dikatakan Eva dari Yayasan Putra peduli. “Ini kali kedua kami terlibat di Cancer Camp. Mudah-mudahan bantuan yang sedikit ini bisa memberikan sedikit keceriaan untuk anak-anak.”

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini