Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yurike Budiman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Direktur Imparsial Gufron Mabruri menganggap aksi Damai Jilid III yang dijadwalkan berlangsung 2 November 2016 rentan disusupi penunggang gelap.
Hal itu disampaikan Gufron dalam diskusi "Negara Jangan Kalah Melawan Gerakan Intoleransi Berbasis Agama dan Modal" di Maarif Institute, Senin (21/11/2016).
Menurutnya, dinamika politik elektoral sangat penting untuk dijalankan dengan edukatif dan konstruktif.
"Sekarang kan mengangkat isu-isu yang memiliki efek yang signifikan bagi bangsa, apalagi upaya itu disertai dengan mobilisasi yang rentan munculnya penunggang gelap dalam konteks politik," kata Gufron.
Dikatakannya aksi-aksi sebelumnya harus dijadikan refleksi.
"Ini seharusnya menjadi refleksi pada aksi sebelumnya dimana penunggang gelap memanfaatkan isu ini sebagai bagian dari politik elektoral tadi," lanjutnya.
Ia menuturkan situasi seperti yang terjadi di Jakarta dengan aksi membawa puluhan ribu massa atas nama agama akan menjadi dampak serius.
"Dampaknya yaitu saling berbalas pantun. Hari ini di Jakarta, tapi di daerah lain bisa saja menggunakan pola yang sama," ujarnya.
Senada dengan komentar Gufron, perwakilan Jakatarub Bandung Wawan Gunawan mengatakan aksi damai yang akan dilakukan membawa lebih banyak keburukan dibandingkan kebaikannya.
"Tidak usahlah turun ke jalan. Toh yang dituntut, prosesnya sedang berjalan. Malah justru mengkotak-kotakkan masyarakat yang ada di daerah," tutur Wawan dalam kesempatan yang sama.