TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjelang penetapan Daftar pemilih Tetap (DPT) Pilkada DKI Jakarta pada 8 Desember mendatang, tim pemenangan calon gubernur dan wakil gubernur Anies Baswedan-Sandiaga Uno menemukan sejumlah kejanggalan.
Berdasarkan penyisiran yang dilakukan sejak tiga minggu terakhir, Timses menemukan 104.826 daftar pemilih bermasalah dari daftar pemilih sementara (DPS) yang dikeluarkan KPU Jakarta.
Wakil Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi M Taufik mengatakan, jumlah 104 ribu daftar pemilih bermasalah itu berdasar pada hasil penyisiran dan analisis dari departemen data tim.
"Kami sisir dari DPS yang diberikan. Hasilnya itu, jumlahmya cukup signifikan" ujar Taufik di Posko Pemenangan Anies-Sandi di Cicurug, Menteng, Jakarta, Jumat (25/11/2016).
Baca: Anies Baswedan Payungi Istrinya Saat Blusukan di Pulau Panggang
Dari jumlah tersebut terdapat 43.427 pemilih dengan nomor induk kependudukan (NIK) yang ganda.
Selain itu juga ada 817 dengan NIK hingga tiga orang.
"Tidak hanya tiga NIK, bahkan ada yang empat, lima, hingga delapan NIK yang sama," katanya,
Selain itu, lanjut Taufik, juga ada 59.713 data pemilih yang tidak memiliki kartu keluarga (KK).
Ada juga ratusan keluarga yang memiliki nomor KK yang sama.
"Ini aneh. Sebab NIK itu keluar dari KK. Masa KK tidak ada," katanya
Menurut Wakl Ketua DPRD Jakarta tersebut, temuan ratusan ribu data bermasalah itu akan berpengaruh pada lancarnya penyelenggaraan Pilgub nantinya.
Untuk itu, dia berharap agar nanti KPU dan tim paslon untuk bersama-sama menyisir.
Taufik menyebut, apabila tidak segera diselesaikan, maka nantinya ratusan ribu daftar itu akan menjadi pemilih siluman.
Tim pemenangan sendiri sudah menyurati KPU.
"NIK itu memang urusan Dukcapil, tapi verifikasi urusan KPU," tambahnya.
Secara umum, lanjutnya, daftar bermasalah itu paling banyak berada di kawasan Jakarta Timur.
Hingga saat ini, tim data masih melakukan penyisiran.
"Tentu ada kemungkinan jumlahnya makin bertambah," pungkasnya.