TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Acara doa bersama yang diselenggarakan pada Jumat (2/12/2016), menghasilkan sekitar 200 ton sampah.
Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji menjelaskan, banyaknya sampah terjadi karena kehadiran hingga jutaan orang untuk mengikuti acara itu.
"Sekitar 200 ton. Sampah warga Jakarta dalam sehari mencapai 7.000 ton, sampah di Pasar Induk Kramatjati saja 50 ton per hari," kata Isnawa, kepada wartawan, Sabtu (3/12/2016).
Isnawa menjelaskan, sampah ini dihitung dari jalur-jalur yang dilintasi oleh peserta doa bersama.
Mulai dari Monumen Nasional (Monas), Tugu Tani, Masjid Istiqlal, Gereja Katedral, Jalan MH Thamrin, dan kawasan MPR/DPR.
Pada aksi 4 November lalu, sampahnya lebih sedikit, sekitar 75 ton.
"Kalau (sampah dari doa bersama) 90 persen sampah plastik. Seperti botol air minum kemasan dan stereofoam," kata Isnawa.
Meski demikian, Isnawa mengapresiasi acara doa bersama. Sebab, peserta doa bersama tergolong sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Selain itu, peserta doa bersama juga membantu memungut serta mengumpulkan sampah.
Sehingga, pekerja harian lepas (PHL) Dinas Kebersihan atau pasukan jingga tak lagi kerepotan membersihkan sampah.
Ada sebanyak 10.000 kantong plastik sampah yang dibagikan kepada peserta doa bersama.
"Saya juga ucapkan terima kasih, karena luar biasa tertib. Peserta doa bersama sangat membantu mengumpulkan sampah-sampahnya, kerja kami lebih mudah tinggal angkat-angkat saja," kata Isnawa.(Kurnia Sari Aziza)