Sampai Rabu (7/12/2016) sore, tak ada satupun warga yang merasa Nabila adalah keluarga mereka.
Kepolisian juga tampak kesulitan mengajak Nabila berkomunikasi, karena bahasanya tidak jelas. Kadang Nabila berbahasa Indonesia, namun tak jarang diselingi bahasa Inggris serta bahasa asing seperti bahasa Thailand.
"Kami kesulitan berkomunikasi dengan dia, karena bahasanya tidak jelas. Ia tidak punya identitas apapun, dan kami masih berupaya untuk menguak identitasnya atau keluarganya," kata Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Polresta Depok, Ajun Komisaris Elly Padiansari, Rabu (7/12/2016).
Nabila akhirnya dititipkan ke Dinas Sosial Kota Depok, sembari polisi mencoba mencari keluarga Nabila.
"Jika kami tanya dan ajak ngobrol ia kadang pakai bahasa Indonesia, kadang bahasa Inggris dan lebih sering pakai bahasa yang tidak jelas seperti bahasa Thailand," katanya.
Elly menuturkan saat pertama kali diserahkan oleh seorang sopir taksi ke Polsek Pancoran Mas, Nabila hanya mengenakan kaos lengan panjang biru dan celana pendek hot pan hitam.
Selain diduga depresi, kata Elly, diduga pula Nabila menghalami gangguan jiwa.
"Dari pakaian yang dikenakan dan sepatu yang dipakai cukup bagus. Hanya saja Nabila tidak menggunakan pakaian dalam saat dibawa ke polisi," katanya.
Ia mengatakan, tubuh Nabila terlihat terawat meski pada bagian paha kanannya ada bekas luka bakar.
"Kalau ditanya sekolah mengaku kuliah di YAI," katanya.
Penulis: Budi Sam Law Malau