TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei Litbang Kompas pada Desember ini menunjukkan elektabilitas atau tingkat keterpilihan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, tercatat paling tinggi, yakni 37,1 persen.
Posisinya dibayangi ketat oleh pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat yang mendapat 33 persen responden.
Di posisi ketiga pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan potensi keterpilihan 19,5 persen.
Responden yang belum menentukan pilihan tercatat sebesar 10,4 persen.
Baca: Survei Kompas Ungkap Tiga Alasan Undecided Voters Belum Tentukan Pilihan
Pengamat Politik Formappi Sebastian Salang melihat hasil survei Kompas ini menunjukan dinamika Pilkada Jakarta sangat dinamis antara tiga pasangan calon.
Yakni antara Ahok dan Agus terlihat cukup ketat persaingan.
Kadang posisi Ahok yang di atas kadang Agus.
Hal ini juga menunjukan pilihan masyarakat belum mantap betul.
Situasi dan pergerakan isu disekitarnya turut mempengaruhi sikap responden saat ini.
Karena itu, menurut Sebastian, perubahan sikap pemilih masih mungkin berubah sampai Februari 2017 mendatang.
Mengapa demikian? Faktor yang sangat penting dalam Pilkada belum terlihat jelas mempengaruhi sikap pemilih. Apa itu?
Yakni isi kepala masing-masing calon atau gagasan yang dituangkan dalam bentuk program yang realistis dan terukur.
"Sampai saat ini masing-masing calon belum menyampaikannya secara utuh," ujar Sebastian kepada Tribunnews.com, Kamis (22/12/2016).
Karena yang beredar saat ini adalah info dari media terutama media sosial yang sepotong sepotong, tidak utuh.
"Hemat saya, faktor itu yang sangat penting nanti bagi masyakat yang dapat mempengaruhi keputusannya. Sekarang ini masih terbatas dan infonya tepengal-penggal. Kita lihat perkembangan ke depan," kata Sebastian.