TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon gubernur Jakarta Anies Baswedan berkampanye di Jalan Mahoni, Koja, Jakarta Utara, Selasa (27/12/2016).
Dalam kampanye di depan 200 warga tersebut, Anies menjelaskan tiga program unggulannya.
Salah satunya yakni Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus.
Anies menjanjikan KJP plus yang dirancangnya lebih baik dari KJP yang dirancang pemerintah sebelumnya.
Pertama yakni, bentuk pelaporan yang lebih sedehana.
Sekarang ini orang tua penerima KJP diharuskan melaporkan penggunaan dana KJP kepada Pemprov melalui sekolah, dengan melampirkan bukti struk belanja.
Baca: Alasan Kader Partai Nasdem Dukung Anies-Sandi
Selain itu orang tua. Penerima KJP juga harus mengikuti pendataan ulang setiap tahunnya dengan melampirkan sejumlah persyaratan.
"Bu kalau nanti saya gubernurnya, nanti kalau masih disekolah yang sama, tidak harus mendata ulang, kecuali kalau pindah sekolah atau naik jenjang" kata Anies.
Menurut Anies, persyaratan tersebut sangat merepotkan orang tua siswa.
Baca: Anies Mampir ke Toko Suvenir, Beli Kaos Persija untuk Anaknya
Padahal KJP diterbitkan untuk membantu pendidikan anak, bukan untuk merepotkan orang tua.
"Kalo gubernurnya enggak ganti repot, kalo ganti hilang kerepotannya," kata Anies.
Selain itu bantuan KJP plus yang ia rancang nanti menurut Anies sebagian dapat ditarik tunai.
Lantaran KJP Plus merupakan intgrasi antara KJP dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dari pemerintah pusat.
"Nah uang tunai itu dapat digunakan untuk les, dan membeli pelngakapan kebutuhan sekolah, dan lainnya," pungkas Anies.