TRIBUNNEWS.COM - Kasus pembunuhan sadis di Pulomas, Jakarta Timur, menyebabkan enam korban tewas.
Keenam orang tersebut diduga tewas lantaran kekurangan oksigen karena disekap bersama lima orang lainnya di dalam kamar mandi yang sempit.
Kamar mandi tempat disekapnya para korban hanya berukuran 1,5 meter x 1,5 meter persegi.
Kesebelas orang tersebut disekap sejak Senin (26/12/2016) sore hingga Selasa (27/12/2016) pagi.
Akibatnya, enam orang tewas dan sisanya harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit.
Menurut keterangan Ketua RW 16, Abdul Gani, warga sempat kesulitan menolong para korban yang tersekap dalam kamar mandi di rumah milik Dodi Triono (59).
Sebab, kondisi pintu kamar mandi terkunci dari luar dan gagangnya dirusak pelaku.
"(Pintunya dibuka) pake linggis enggak bisa, pintunya tebal sekali, akhirnya pakai godam. Engsel (pintunya) diputusin," ujar Gani di depan rumah Dodi Jalan Pulomas Utara, nomor 7A, Jakarta Timur, Selasa.
Gani menambahkan, saat pintu kamar mandi tersebut berhasil didobrak, ia kaget karena di dalamnya terdapat sebelas orang yang posisinya bertumpuk.
"Sebelas orang korban semua ditumpuk di kamar mandi. (posisinya) tengkurap yang hidup sama yang meninggal," ucap dia.
Sementara itu, warga lainnya yang ikut mendobrak pintu kamar mandi tersebut, bernama Luthfi mengatakan, para korban yang saling bertumpukan di kamar mandi juga tergenang air.
Setelah warga berhasil membuka pintu kamar mandi itu, diketahui kran dalam posisi terbuka.
"Mereka (korban) semua terendam, airnya terus menyala. Kayak kolam ikan. Saya langsung angkat pindahkan ke ruang tengah," ujar Lutfi.
Di dalam kamar mandi itu, lima penghuni rumah ditemukan sudah meninggal.
Mereka adalah Dodi Triono (59), Diona Arika (16), Dianita Gemma (9), Amelia Callista (10) yang merupakan teman anak korban, serta Yanto.
Sementara sopir Dodi lainnya yang bernama Tasrok (40) meninggal meski sempat dibawa ke rumah sakit.
Ada pula korban selamat, yaitu Zanette Kalila (13) yang ditemukan masih hidup bersama Emi (41), Santi (22), dan Fitriani (23) serta Windy (23) yang merupakan pembantu rumah tangga.
"Waktu itu, pembantunya masih sempat ngomong Zanette hidup, tetapi langsung pingsan," ujarnya sambil mencontohkan gerakan si pembantu.
KOMPAS.com/Akhdi Martin Pratama