Hal senada juga disampaikan oleh Tamat, kemeja miliknya yang dipakai saat Bom Tamrin juga diminta oleh Puskamnas.
Bukan hanya kemeja mereka saja, ternyata selongsong peluru yang dilepaskan saat menembak teroris juga diminta oleh Puskamnas.
"Kemeja sampai selongsong peluru diminta oleh Puskamnas, sudah kami berikan. Katanya untuk kepentingan penelitian dan jadi benda sejarah juga," terang Tamat.
Atas diambilnya baju dan selongsong itu, Untung dan Tamat mengaku senang serta menyambut baik bahwa baju dan selongsong peluru mereka bagian dari benda sejarah.
Lalu apa kabar dengan senjata api (senpi) tua, jenis revolver F35 Infiniti buatan tahun 1991 yang digunakan Untung untuk menembak teroris?
Untung menjawab sama seperti pin emas yang ia dapatkan sebagai bentuk penghargaan, senjata yang berusia lebih dari satu abad itu masih tetap disimpan dan dirawat.
"Senjata ini terus saya pakai, saya rawat. Sekarang saya jadi Kapolres juga saya gunakan. Senjata ini sudah menemani saya saat bertugas di Aceh, Poso, Ambon, sampai sekarang," tambah Untung.