Wisnu berlayar bersama 50 rekan kerjanya di sebuah perusahaan di Bogor.
"Saya duduk di lantai atas, di bawah masih banyak rekan saya yang ikut terjebak," ujar Wisnu.
Kapal Liar
Kepala Pengelola kapal tradisional Pelabuhan muara Angke, Bayu Setia, mengatakan Zahro Express ini merupakan kapal liar.
Selain tidak mengetahui jumlah dan nama penumpang, pihaknya tidak mendapat informasi dari pengelola Zahro Express soal jadwal dan tiket.
"Kami tidak tahu menahu soal ini," ujar Bayu.
Ketika tiba di Pelabuhan Muara Angke, Kapal Zahro Express dalam kondisi gosong.
Petugas gabungan dari Basarnas, Polri, Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta, serta Pemadam Kebakaran, kemudian melakukan menyisir kapal itu.
Dalam penyisiran ditemukan sejumlah jenazah dalam kondisi gosong. Jenazah ditemukan di bawah puing-puing kapal.
Selain jenazah, petugas juga mencari benda-benda lain di tengah tumpukan puing.
Kapal Zahro Express berkapasitas 253 penumpang itu terbakar sekira pukul 08.30 WIB.
Saat Zahro Express terbakar, kapten kapal justru menyelamatkan diri terlebih dulu.
"Kapten kapal nyebur (ke laut) duluan, loncat," kata Kepala Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Utara, Satriadi Gunawan.
Kapten kapal berada paling dekat dari lokasi sumber kebakaran pertama.
Diduga, awal mula kebakaran berada di aki, tepatnya di sebelah bawah bagian depan kapal.
Seharusnya kapten kapal paling belakang menyelamatkan diri. Ia seharusnya memerintahkan para penumpang menyelamatkan diri terlebih dulu.