TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 22 dari 23 jenazah korban terbakarnya Kapal Zahro Express di Muara Angke, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara tiba di Rumah Sakit Polri Kramatjati Jakarta Timur, Minggu (1/1/2016).
Di rumah sakit tersebut, keluarga korban meninggal berbaur dengan penumpang kapal yang selamat.
Mereka memadati Gedung Sentra Visum dan Medikolegal RS Polri untuk proses pengambilan data ante-mortem guna membantu mengidentifikasi korban yang ditemukan.
Tampak raut wajah sedih dan tangis duka para keluarga yang kehilangan anggota keluarga.
Kabid Dokkes Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Umar Sahab mengatakan, hingga kini pihaknya masih melakukan identifikasi terhadap 22 korban yang tewas dalam insiden terbakarnya Kapal Zahro Express.
"Kepada keluarga yang merasa kehilangan agar mendatangi Sentra Visum RS Polri," ucap Kombes Umar.
Arifin (40), salah satu korban selamat dalam peristiwa itu, hingga kini masih mencari keberadaan istrinya yang bernama Dewi.
Istrinya itu ikut dalam rombongan di kapal yang mengangkut penumpang dari Muara Angke menuju Pulau Tidung tersebut.
Arifin berhasil selamat dari insiden itu dengan melompat menggunakan pelampung bersama dua anaknya.
"Saya masih belum tahu istri saya di mana. Saya terpisah dengan dia saat kapal itu terbakar," kata Arifin.
Kapal Zahro Express yang berisi ratusan penumpang itu sedianya akan berlabuh di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Para penumpang adalah wisatawan yang ingin berlibur pada awal tahun 2017 ini.
Namun, dalam perjalanan ke Pulau Tidung, kapal terbakar saat posisinya sedang di tengah laut.
Berdasarkan data yang dilansir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 23 orang korban meninggal dunia. Sejumlah penumpang lainnya masih hilang dan luka-luka. Sebagian penumpang lainnya selamat dari peristiwa ini. (Berita Jakarta)