Baca: 17 Jenazah Korban KM Zahro Express Tidak Utuh, RS Polri Pajang Foto Barang-barang di Tubuh Korban
Bahkan, seorang guru perempuan bernama Kokom terkulai lemas sesaat melihat dan menunjuk peti jenazah Muhammad Bunyamin.
"Saya lemas, sedih banget karena saya ingat beliau semasa hidup dan kerja sama-sama di Al-Azhar baik banget, orangnya humoris dan easy going," ucap Kokom saat berbincang dengan Tribun.
Keberadaan Muhammad Bunyamin, kenang Kokom, senantiasa membuat suasana menjadi lebih hidup.
"Kalau kumpul atau rapat suasananya jadi lebih hidup karena beliau suka guyon. Saya masih enggak percaya beliau sudah enggak ada," ucapnya.
Sementara itu, keluarga almarhumah Yeti Herawati terlihat lebih tegar.
Begitu juga dengan putra korban, Fikram (14).
Fikram terus memandangi peti jenazah ibunya tanpa menitikkan air mata.
Baca: Tangis Lina Pecah Saat Ditunjukan Tas Milik Ibunya Korban Terbakarnya KM Zahro Express
Namun, ia sesekali merebahkan kepalanya di sebuah kursi di depannya.
Fikram adalah satu dari 13 anggota keluarga Dadin Suganda asal Bandung, yang selamat dari kecelakaan KM Zahro Express.
Ia kehilangan ibundanya dan masih menunggu kejelasan nasib ayahandanya, Iwan Kurniawan yang masih belum ditemukan.
Setelah prosesi serah terima, satu per satu dari kelima peti jenazah dimasukkan ke dalam mobil ambulance untuk diberangkatkan ke rumah duka masing-masing.