News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

Prabowo: Survei Bergantung Siapa yang Bayar

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto mengumpulkan ratusan relawan pasangan calon Anies Baswedan-Sandiaga Uno di kediamannya, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu, (22/1/2017).

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menilai jika riset sejumlah lembaga survei mengenai elektabilitas pasangan calon di Pilkada DKI Jakarta 2017, tidak sepenuhnya objektif.

‎"Saya ini sudah lama, sudah lumayan lah ya di politik, dari 2004, jadi sebenarnya kalian sudah tahu juga di dalam hati kalian. Poling-poling kan terserah siapa yang bayar," ujar Prabowo di kediamannya, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu, ( 22 / 1 / 2017) .

Menurut Prabowo menjadi masalah ketika lembaga survei tidak ‎memberitahukan afiliasinya dengan pasangan calon. Menjadi masalah juga jika survei bertujuan untuk memanipulasi kondisi yang sebenarnya.

‎"Itu poling-poling harus ada disclosure, mereka kontrak sama siapa, karena memang ini masalah loh. Itu poling-poling juga harus jujur. Poling itu tidak boleh membentuk suatu persepsi yang tidak benar," tegas Prabowo.

Mantan Panglima Kostrad tersebut mengatakan membentuk opini melalui survei dilakukan oleh orang yang banyak uang. Yang menganggap rakyat dapat dapat dibodohi.

Namun, meskipun demikian Prabowo yakin jika masyarakat Indonesia sudah cerdas dan tidak dapat ditipu dan dipengaruhi hasil survei.

"Poling-poling tergantung siapa yang kontrak. Ini yang harus dibuka dong. Kalau yang kontrak pasangan X, kan jelas. Dia dibayar kok. Pasti dia akan bilang calon dia lebih tinggi,"

"Saya anggap poling ini senjata politik dan dipakai oleh orang yang banyak duit. Jadi demokrasi Indonesia ini mau dibeli oleh orang yang banyak duit," pungkas Prabowo.

Sebelumnya empat lembaga survei merilis hasil risetnya dalam waktu hampir bersamaan pada bulan Januari 2017, mengenai elektabilitas pasangan calon di Pilkada DKI.

Tingkat keterpilihan pasangan Anies-sandi dari riset empat lembaga survei tersebut‎ perbedaanya sangat signifikan.

Dalam survei LSI Denny JA‎ tingkat keterpilihan Anies-Sandi berada dalam posisi buncit. Pasangan yang diusung Gerindra-PKS tersebut bahkan diprediksi tersingkir dari Pilkada putaran pertama.

Berdasarkan hasil survei, Pasangan Anies-Sandi berada di angka 21.4 persen. Sementara Pasangan Ahok-Djarot di angka 32.6 persen. Sedangkan Pasangan Agus-Sylvi di angka 36.7 persen atau berada di posisi pertama.

‎Dalam survei yang dirilis Politic Marketing (PolMark), pasangan Anies-Sandi justru unggul.

Berdasarkan survei lembaga pimpinan Eep Saefulloh Fatah tersebut pasangan Anies -Sandi unggul dengan elektabiltas 25,3 persen, disusul Agus-Sylvi dengan 23,9 persen dan Ahok-Djarot dengan ekektabilitas 20,4 persen.

Sementara itu ‎ dalam survei Poltracking Indonesia, elektabilitas pasangan calon perbedaanya tidak terlalu jauh, bahkan dapat dibilang sangat tipis.

Dari hasil survei yang dikomandoi Hanta Yudha tersebut elektabilitas Anies-Sandi berada diangka 28,63 persen. Pasangan Ahok-Djarot di 28,88 persen, dan pasangan Agus-Sylvi unggul dengan angka 30,25 persen.

Pada survei yang dilakukan PT Grup Riset Potensial (GRP) pada 2-7 Januari 2017, Anies-Sandi berada di urutan kedua dengan 23,5 persen. Di bawah pasangan Agus-Sylvi yang elektabilitasnya diklaim mencapai 45,0 persen. Posisi buncit pasangan Ahok-Djarot yang meraih 23,3 persen.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini