News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

Respon Positif dan Negatif Netizen untuk Tiga Paslon Selama Debat Kedua

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni bersalaman dengan pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat serta pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno usai mengikuti debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (27/1/2017). Dalam debat kedua kali ini KPU DKI Jakarta mengangkat tema yaitu reformasi birokrasi, pelayanan publik, dan penataan kawasan perkotaan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga monitoring percakapan di media sosial, PoliticaWave, melansir hasil monitoring percakapan netizen selama acara debat kedua Pilgub DKI Jakarta yang dihelat di Gedung Bidakara, Jakarta, Jumat (27/1/2017) malam.

"Debat kedua Pilkada DKI tanggal 27 Januari 2017 tetap paling ditunggu-tunggu oleh netizen. Yang menarik pada debat kali ini, KPU menambah durasi debat sebanyak 30 menit (menjadi enam segmen) supaya masing-masing calon dapat mengekplorasi visi dan misinya," ujar Pendiri sekaligus CEO Media Wave Group Yose Rizal melalui keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com.

Hasil monitoring PoliticaWave, pasangan calon (paslon) nomor 2, Ahok-Djarot, paling banyak dibicarakan netizen dengan jumlah percakapan sebesar 51 persen. Namun, dari jumlah percakapan tersebut, 54 persennya adalah sentiment atau respon negatif dan 46 persen respon positif.

Baca: Pengaruh Debat Cagub DKI Terhadap Sikap Pemilih

Adalah pasangan nomor 3 Anies-Sandi yang mendapatkan respon paling positif dari netizen meski jumlah percakapan atau perhatian netizen hanya 38 persen. Pasangan ini mendapatkan respon positif sebesar 76 persen dan respon negatif 24 persen.

Adapun pasangan nomor 1, Agus-Sylvi hanya berhasil mendapatkan 11 persen jumlah percakapan, dengan respon positif 69 persen dan respon negatif 31 persen.

Hasil monitoring enam segmen debat kedua :

Segmen 1
Pada segmen pertama, jumlah percakapan netizen mengenai Agus-Sylvi sebesar 14,6 persen, dengan respon positif 85 persen dan 15 respon negatif.

Respon positif netizen ditandai adanya tagar dukungan untuk Agus-Sylvi dan penyampaian visi misi dianggap sistematis. Sementara, respon negatif netizen karena Agus-Sylvi dianggap lupa hapalan yang diberikan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) dan masih terlihat menghapal.

Selanjutnya, jumlah percakapan netizen mengenai pasangan Ahok-Djarot sebesar 49,2 persen, dengan respon positif 50 persen dan respon negatif juga 50 persen.

Respon positif yang dibicarakan netizen perihal pasangan Ahok-Djarot mengenai visi badan pelayanan satu pintu. Dan respon negatif yang dibahas netizen soal sindiran lupa ucapkan salam.

Adapun jumlah percakapan netizen mengenai Anies-Sandi pada segmen pertama sebesar 4 36,2 persen, dengan respon positif 94 persen dan respon negatif 6 persen.

Reapon positif netizen untuk pasangan ini diramaikan dengan banyaknya dukungan Anies-Sandi dan pujian ucapkan Gong Xi Fa Cai untuk warga Tionghoa. Sementara, respon negatif netizen soal gaya bicara pasangan ini dianggap normatif, melebihi waktu bicara dan menyindir pasangan petahana.

Segmen 2
Pada segmen kedua, jumlah percakapn netizen soal Agus-Sylvi sebesar 14,75 persen dengan respon positif 91 persen dan respon negatif 9 persen.

Respon positif netizen pada segmen ini yakni Agus-Sylvi terlihat tenang dan tegas, serta memberikan jawaban yang lugas. Namun, adapula respon negatif netizen perihal pasangan ini, yakni dianggap terlalu kaku, sindiran netizen karena menyinggung militer dan disindir soal jawaban intervensi politik.

Selanjutnya, jumlah percakapan netizen mengenai Ahok-Djarot sebesar 50,16 persen, dengan respon 56 persen dan respon negatif 44 persen.

Respon positif untuk Ahok-Djarot pada segmen ini, yakni munculnya tagar #AhokDjarotBersih, PNS Jakarta melayani dengan hati, dan tidak menajatuhkan lawan. Adapun respon negatif netizen soal pasangan ini adalah munculnya sindiran "pemimpin pemukul" untuk Ahok, Djarot seperti menghafal dan tidak menggunakan hati dengan menggusur.

Adapun jumlah percakapan netizen mengenai Anies-Sandi pada segmen kedua sebesar 35,09 persen, dengan reapon poaitif 84 persen dan respon negatif 16 peraen.

Respon positif netizen untuk pasangan ini ditandai dengan adanya pujian program kerjanya. Namun, netizen juga merespon negatif pasangan ini karena menyindir kinerja petahana, menyerang pribadi, dan jawaban Sandi yang tidak nyambung.

Segmen 3
Pada segmen ini, jumlah percakapan netizen soal Agus-Sylvi sebesar 13,77 persen, dengan respon positif 79 persen dan reapon mlnegatif 21 persen.

Respon positif netizen untuk Agus-Sylvi pada segmen ini karena program membersihkan sampah secara partisipatif dan berhasil mendebat paslon nomor 2. Sementara, respon negatif netizen ditandai munculnya sindiran karena Sylvi hanya diam dan mencatat, perkataan Agus dikaitkan dengan kinerja Sylvi selama menjadi PNS dan banyaknya sindiran soal perkataan Agus tentang "ABS" (Asal Bapak Senang).

Selanjutnya, jumlah percakapan netizen soal Ahok-Djarot sebesar 52,56 persenN dengan respon positif 45 persen dan respon negatif 55 persen.

Respon positif netizen untuk pasanan ini karena program subsidi air bersih dan data yang tepat soal jumlah PNS dari Ahok dan 77 trayek baru transportasi. Pasangan petahana ini direspon negatif karena banyak warga Jakarta belum dapat akses air bersih, muncul banyaknya netizen yang menyerang Ahok dan adanya tagar #AhokPastiTumbang.

Adapun jumlah percakapan netizen mengenai Anies-Sandi pada segmen ini sebesar 33,67 persen, dengan respom positif 81 persen dan respon megatif 19 persen.

Respon negatif pasangan ini karena adanya rencana penciptaan lapangan kerja dan program angkutan massal. Sementara, respon negatif soal pasangan ini adalah lemahnya implementasi konsep, terlalu fokus menyerang lawan dan Sandi hanya membahas masalah lapangan kerja.

Segmen 4
Pada segmen keempat, jumlah percakapan netizen soal Agus-Sylvi hanya sebesar 7,51 persen, dengan respon positif 71 persen dan respon negatif 29 persen.

Respon positif soal pasangan ini di medsos ditandatai dengan viralnya program-program Agus-Sylvi. Sementara, respon negatif karena jawaban pasangan ini dianggap tidak relevan, munculnya cibiran karena Djarot yang tertawa mendengar jawaban Agus dan jawaban Sylvi dianggap kurang oleh paslon 3.

Selanjutnya, jumlah percakapan netizen soal Ahok-Djarot sebesar 53,21 persen, dengan respon positif 42 dan respon negatif 58 persen.

Respon positif netizen terkait Ahok-Djarot pada segmen ini karena adanya infrastruktur yang telah dilakukan oleh Ahok, undang-undang berbasis kinerja dan reklamasi untuk kebaikan nelayan. Adapun respon negatif netizen kepada pasangan ini ditandai dengan viralnya rapor buruk birokrasi Jakarta 2015, proses reklamasi tidak transparan dan sindiran gaya represif Ahok.

Untuk jumlah percakapan soal Anie-Sandi pada segmen ini sebesar 39,28 persen, dengan respon poaitif 79 persen dan respon megatif 21 persen.

Pada segmen keempat, respon positif netizen karena pasangan Anies-Sandi dianggap berbicara sesuai data dan soal rencana mengembalikan pantai. Adapun respon negatif karena pasangan ini dianggap hanya mengikuti program Ahok, data yang digunakan data lama dan karena menyindir Ahok melalui Sylvi.

Segmen 5
Pada segmen jelang pengujung debat ini, jumlah percakapan di medsos soal Agus-Sylvi hanya sebesar 8,10 persen, dengan respon positif 62 persen dan respon negatif 38 persen.

Respon positif netizen untuk pasangan ini karena adanya janji membereskan bantaran sungai tanpa menggusur. Sementara, respon negatif diberikan netizen ang ramai karena Agus dianggap tidak memahami birokrasi, munculnya cibiran karena mic yang mati dan banyaknya cibiran soal tidak menggusur tapi menggeser.

Selanjutnya, jumlah percakapan netizen soal Ahok-Djarot sebesar 50,38 persen, dengan 45 persennya adalah respon positif dan 55 persen respon negatif.

Respon positif netizen untuk pasangan ini karena adanya program penertiban bangunan di atas sungai serta penyaluran beasiswa dan KJP. Adapun respon negatif yang ramai dibahas terkait Ahok-Dharot yakni soal Jakarta yang masih kotor dan KJP masih bermasalah.

Sementara, jumlah percakapan netizen terkait Anies-Sandi pada segmen ini sebesar 41,52 persen, dengan respon positif mencapai 71 persen dan respon negatif 29 persen.

Respon positif netizen diwarnai dengan adanya pujian penampilan fisik Sandi dan rencana program menyelesaikan masalah sampah. Adapun respon negatif di medsos pada segmen ini diwarnai dengan sindiran kinerja Anies sewaktu menjabat menteri dan karena dianggap terlalu fokus menyerang.

Segmen 6
Pada segmen keenam atau pamungkas debat, pasangan Agus-Sylvi justru yang paling sedikit dibicarakan netizen di medsos yakni sebesar 1,39 persen, dengan respon positif 43 persen dan respon negatif 57 persen.

Respon positif netizen diwarnai dengan adanya apresiasi soal pemimpin yang ideal untuk Jakarta dan karena dianggap memberikan penutupan yang menyemangati. Respon negatif netizen untuk pasangan ini diwarnai dengan adanya cibiran karena Undang-undang dan Peraturan Pemerintah tentang sungai ditandatangani oleh SBY sewaktu presiden, adanya cibiran soal pernyataan Anies tentang pertanyaan Sylvi, dan dianggap melanggar aturan karena tetap berbicara meski waktu habis.

Jumlah percakapan netizen soal Ahok-Djarot pada segmen terakhir sebesar 47,86 persen, dengan respon positif 45 persen dan respon negatif 55 persen.

Respon positif netizen untuk pasangan ini karena rencana program transportasi yang terkoneksi dan birokrasi melayani rakyat. Sementara, respon negatif netizen kapada pasangan petahana ini karena salah data peringkat Mendikbud.

Dan pada segmen terakhir, jumlah percakapan netizen soal Anies-Sandi sebesar 40,75 persen, dengan respon positif 68 persen dan respon negatif 32 persen.

Respon positif netizen karena adanya komitmen Anies-Sandi untuk menghentikan reklamasi, rencana memperbanyak sumur resapan dan adanya program Ok Oce. Sementara, respon negatif netizen diwarnai dengan kritik kinerja Anies sewaktu menjadi menteri dan karena data tidak sesuai.

Dari hasil analisa monitoring di atas, PoliticaWave menyimpulkan, bahwa perhatian netizen terhadap pasangan petahana, Ahol-Djarot, masih sangat besar. Ahok disebut-sebut lebih jelas, terstruktur dan detail dalam memaparkan visi misi serta lebih tenang merespons serangan lawan debat sesuai dengan durasi yang diberikan.

Namun, pada beberapa segmen berikutnya, Ahok-Djarot mulai mendapat kritikan dari netizen. Satu di antaranya soal rapor birokrasi Jakarta pada tahun 2015, seperti yang disinggung oleh Anies pada saat debat.

Disusul berikutnya oleh pasangan Anies-Sandi yang juga mendapat perhatian dan apresiasi netizen terkait ketepatan data yang disampaikan.

Namun, secara garis besar pasangan ini jiga masih terdapat kritikan tajam dari netizen. Di antaranya gaya penyampaian Anies yang dinilai retoris, jawaban Sandiaga yang dinilai kurang relevan dengan topik serta lebih sering membahas isu lapangan pekerjaan dan penciptaan usaha.

Pasangan berikutnya, Agus-Sylvi juga mendapat pujian dari netizen terkait gaya penyampaian yang lebih tenang dan lugas dibandingkan debat sebelumnya. Namun terdapat pula netizen yang masih mengkritisi gaya penyampaian Agus seperti menghapal teks dan gaya bahasanya sulit dipahami.

"Perlu diperhatikan bahwa netizen juga menaruh perhatian terhadap Anies-Sandi dan Agus-Sylvi yang dinilai kurang memanfaatkan waktunya untuk menjelaskan detail visi misi mereka dan lebih terlihat mencari kekurangan petahana," tukas Yose.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini