TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil gubernur DKI Jakarta petahana Djarot Saiful Hidayat angkat bicara mengenai rencana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang akan melaporkan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin ke lembaga kepolisian
Djarot mengaku telah mengenal Ma'ruf Amin sejak lama.
Ma'ruf, kata Djarot, telah dikenalnya sejak era kepemimpinan presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Saat itu, Ma'ruf menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
"Saya kenal beliau lama ketika beliau jadi Wantimpres, dan sempat beberapa kali ke Blitar," ujar Djarot usai menyapa warga di Jalan Kramat III, Kwitang, Jakarta Pusat, Rabu (1/2/2017).
Menurut Djarot, Ma'ruf merupakan sosok yang baik.
Politisi PDI Perjuangan itu pun berharap agar tidak ada pihak yang melakukan provokasi antara Ahok dan Ma'ruf Amin.
Lantaran mantan Wali Kota Blitar tersebut juga merupakan seorang warga Nahdlatul Ulama (NU) atau biasa disebut sebagai Nahdliyin.
"Beliau orang baik yang kami hormati. Oleh sebab itu, tolonglah kemudian jangan ada upaya adu domba antara kita, khusus pak Ahok dengan Nahdliyin. Saya ini termasuk Nahdliyin loh ya," tegas Djarot.
Ia menuturkan, tidak akan ada proses hukum yang dilakukan terhadap Ketua Umum MUI tersebut.
Hal tersebut karena Ma'ruf Amin merupakan pemimpin dewan syuriah (Rais Aam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
"Tidak ada proses hukum, tidak mungkin kita akan melaporkan beliau. Beliau tidak hanya ketum MUI, tapi Rais Aam PBNU," tandas Djarot.