TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usai munculnya dua ratusan warga DKI yang mengaku masih memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) beralamat di Rumah Susun Petamburan, Jakarta Pusat, saat pilkada DKI berlangsung pada 15 Februari kemarin, seorang warga rusun mengatakan sempat terjadi adu mulut.
Ia menjelaskan, adu mulut terjadi antara petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dengan warga yang tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) rusun tersebut.
"Memang kemarin itu rusuh, itu udah mau tutup hampir jam setengah satu," ujar Maria, saat ditemui di Kantor Kelurahan Petamburan, Jakarta Pusat, Kamis (16/2/2017).
Ia pun mengaku kesal lantaran sebagian warga yang sudah tinggal di luar rusun tersebut tidak menerima saat petugas mengatakan mereka harus membawa Kartu Keluarga (KK) juga, selain KTP.
Maria mengaku, ketika disuruh kembali ke rumah masing-masing untuk mengambil KK, mereka tidak bergeming.
"Sekarang kita ngikutin prosedur dong harus ada KK dan KTP, tapi dia ngotot nggak mau pulang ambil KK, adanya KTP, ya nggak bisa," katanya.
Selain itu wanita yang tengah hamil besar tersebut menambahkan, ada seorang wanita yang ingin mencoblos di rusun, namun KTP miliknya belum jadi, bahkan ia juga belum membuat Surat Keterangan (Suket).
Ketika diberikan penjelasan, kata Maria, wanita tersebut malah memarahi petugas yang ada di lokasi pemungutan suara.
"Ada juga yang KTP-nya belum jadi, harusnya bikin suket kan, tapi dia nggak bikin suket, ya nggak bisa, tapi dia marah-marah, kemarin kemana aja," katanya.