TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Golkar DKI Jakarta mengapresiasi kerja dan kinerja semua partai pendukung Ahok Djarot pada putaran pertama Pilkada DKI Jakarta.
Golkar pun mengajak semua partai pendukung untuk lebih mensolidkan barisan dan memaksimalkan kelebihan masing-masing guna memenangkan Ahok-Djarot pada putaran kedua bulan April mendatang.
“Berkat ketenangan menghadapi berbagai hinaan, cercaan, dan serangan politik, sembari terus menjalankan strategi politik kerja dan santun, semua partai pendukung dan relawan berhasil memenangkan Ahok Djarot meski belum berhasil mencapai 50 persen plus 1,” ujar Basri Baco, Sekretaris Partai Golkar DKI Jakarta dalam keterangannya kepada media, Minggu (19/2/2017)
Semua partai pendukung, ujar Basri, telah bekerja maksimal sesuai potensi dan keunggulan masing-masing. Golkar menggalang dukungan dari semua TPS lewat 13.023 saksinya.
NasDem dengan kekuatan media memainkan peran yang tidak bisa dilakukan oleh partai pendukung lainnya.
Hanura lewat srikandi-srikandinya masuk pasar keluar pasar menggalang dukungan untuk Ahok Djarot. PDIP bekerja keras dengan memaksimalkan organ-organ kadernya.
Sekarang Golkar melihat ada upaya adu domba dari pihak-pihak tertentu terhadap partai pendukung.
Upaya itu dilakukan baik melalui media resmi maupun media sosial dan isu-isu di lapangan.
Salah satu isu yang mereka kembangkan adalah dengan mengangkat peran satu partai pendukung dan mendiskreditkan peran partai pendukung lainnya. “Ini jurus adu domba yang sangat kuno,” ujar Basri.
Basri sangat menyadari bahwa pihak lawan akan memainkan berbagai cara dan jurus untuk memecah kekuatan pendukung Ahok Djarot.
Menurutnya itu hal yang tak bisa dielakkan karena kekuatan Ahok Djarot terletak pada dua hal. Pertama kekuatan figur Ahok Djarot sendiri. Dan kedua kekuatan pendukungnya.
“Pada putaran pertama, lawan telah mencoba menyerang kekuatan figur dari berbagai sisi, dan kita semua tahu mereka gagal. Sekarang mereka mulai mencoba menyerang soliditas partai pendukung,” ujar Basri.
Basri mengingatkan semua petinggi Partai untuk tidak masuk jebakan strategi adu domba ini. “Lawan Ahok Djarot akan tepuk tangan kalau ada petinggi partai masuk jebakan ini,” ujar orang nomor dua di Golkar DKI ini.
Partai pendukung semakin dituntut untuk lebih mensolidkan barisan dan memaksimalkan perjuangan dalam memenangkan Ahok Djarot pada putaran kedua ini.
“Semua potensi dan keunggulan partai selama ini tinggal dimaksimalkan untuk mengantarkan Ahok-Djarot kembali memimpin DKI Jakarta,” tandas Basri. ()