“Panwas tersebut menghampiri saya dan mengatakan akan buat berita acara. Saya langsung diinterogasi. Saya bilang, 'Pak saya ketua DPC PDIP Jakpus, saya bertanggung jawab untuk semua saksi wilayah saya.' Saya sudah bilang begitu," katanya.
Dia juga mengalami perlakuan tidak menyenangkan.
"Ada yang menarik leher saya. Saya lalu dijemput dan dibawa ke Polsek, saya masih diteriakin," katanya.
Pandapotan pun menjelaskan perannya di sana. Tak percaya, panwaslu memintanya menunjukkan kartu identitas. Tertulis dalam KTP bahwa Pandapotan merupakan anggota DPRD DKI.
Panwaslu pun meminta Pandapotan mengeluarkan Kartu Tanda Anggota (KTA). Karena tak biasa mengantongi KTA, Pandapotan tak bisa menunjukkannya.
"Setelah itu tiba-tiba datang segerombolan orang kurang lebih 50 meter dari TPS mendorong dan menyatakan saya anggota DPRD gadungan," katanya.
Meski demikian, Pandapotan tak tersulut. Dalam video yang ditunjukan tim Advokasi BaDja, Pandapotan nampak hanya diam mendengar cacian orang-orang di sekelilingnya.
Kemudian, tak lama ada seorang pria yang mendaratkan kepalanya di kening Pandapotan.
"Yang menurut info setelah melaporkan ke ramah hukum, dia ketua RW 07," katanya.
Lebih lanjut dirinya mengaku ada yang menarik leher Pandapotan. Kemudian tak lama barulah pohak kepolisian datang. Namun kekerasan verbal terhadap Pandapotan tak berhenti di situ.
"Tak puas caci maki saya, setengah jam datang polisi jemput saya, saat saya mau ke polsek, mereka belum puas, bilang 'jangan dibawa, habisin dulu di sini'," kata dia.