TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terdakwa penodaan agama, petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menegaskan undangannya kepada DPD Partai Golkar DKI Jakarta ke Pulau Pramuka pada 27 September 2016 lalu bukan untuk kampanye.
Menurut Basuki, jika dirinya berniat untuk kampanye, maka dia akan mengundang tiga lagi partai pendukungnya yakni PDI Perjuangan, Partai NasDem dan Partai Hanura.
"Saya didukung terutama oleh PDIP, NasDem, Hanura, baru Golkar. Kenapa waktu saya ke Kepulauan Seribu saya tidak mengajak PDIP, NasDem, dan Hanura, karena memang mereka tidak ada rencana ke sana," kata Basuki di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (7/3/2016).
Basuki menuturkan rombongan DPD Golkar DKI Jakarta ikut dirinya ke Pulau Pramuka karena sering menjalin komunikasi khususnya dengan Wakil Ketua Kordinator Pengabdian Masyarakat & Kebijakan Publik DPD Partai Golkar Bambang Waluyo.
"Karena teman sering kontak-kontakan, mereka bilang mereka mau ke Pulau Seribu, langsung saya sampaikan ke orang Golkar. Mau nggak ikut sekalian, tapi tidak boleh naik sekapal dengan saya, karena ini saya dinas," kata Basuki.
Walau tidak sekapal, Basuki mengatakan mereka mendarat di Pulau Pramuka bersama-sama karena Pulau Pramuka adalah ibukota dari Kepulauan Seribu sehingga daerah tersebut bukan daerah tertutup.
"Jadi penuntut umum, bukan seolah-olah saya mengajak untuk kampanye. Karena kalau kampanye saja ajak semua partai (pendukung)," kata bekas bupati Belitung Timur itu.
Bambang Waluyo dihadirkan sebagai saksi fakta kasus penodaan agama terdakwa Basuki atau Ahok.
Bambang mengakui jika Basuki memang menyinggung soal Surat Almaidah 51 saat berpidato di Pulau Pramuka.