Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pahinggar Indrawan mengakhiri hidupnya di sebuah rumah kosong di samping rumahnya di Jalan Kemenyan, Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (17/3/2017).
Menurut pengakuan ketua RT setempat, Mochamad Sidiq, rumah tersebut milik ayah Indra yang tinggal di Solo, Jawa Tengah.
Rumah berukuran sekitar 8X11 meter itu disekat menjadi dua, satu sisi ditempati Indra dan keluarganya, di sisi lain masih nampak kosong tanpa ditempati.
"Iya rumahnya disekat, samping tidak kepakai untuk gudang," ujar Sidiq kepada Tribunnews.com.
Indra mengakhiri nyawanya di rumah kosong tersebut.
"Digantungnya disini. Tempatnya nggak tinggi, almarhum juga kakinya tertekuk," ungkap Sidiq.
"Jadi kalau berdiri tegak, sebetulnya talinya nggak sampai di atas kepala. Pendek lah talinya," tambahnya.
Menurut pantauan Tribunnews.com, rumah tersebut memiliki lantai tanah serta beberapa tembok sudah hancur. Rumah tersebut juga tidak memiliki langit-langit.
Baca: Ketua RT 08 Mengenal Indra Sebagai Sopir Taksi Online
Pahinggar Indrawan (35) mengakhiri hidupnya secara mengenaskan. Dia memilih gantung diri. Tragisnya, itu dilakukannya secara Live di sosial media, Facebook.
Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Polres Jakarta Selatan Komisaris Purwanta mengatakan, Pahinggar tewas sekitar pukul 13.30 WIB, Jumat (17/3/2017).
Sebelum meninggal dunia, Pahinggar menyiarkan secara langsung kematiannya di Facebook.
Pahinggar menggunakan ponsel genggam yang ditaruh di hadapannya.
Kemudian, dia mengikatkan tali berwarna biru ke kayu yang berada di atap rumah.
Polisi menemukan barang bukti tali tambang berwarna biru, serta satu unit ponsel genggam yang digunakan untuk menyiarkan secara langsung di Facebook.
Polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.