TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengelola Blok M Square akan bertanggungjawab penuh atas peristiwa jatuhnya lift di Blok G, Blok M Square, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (17/3/2017).
Seluruh biaya perawatan korban yang berjumlah 25 orang, dengan enam di antaranya luka serius, akan ditangani pengelola.
"Kami bertanggungjawab penuh semua biaya perawatannya. Bahkan bila nanti ada trauma pascakejadian ini juga akan tetap kita biayai," ujar Ucok Simanjuntak, pengelola Blok M Square, di hadapan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, Jumat malam.
Ucok menegaskan, pihaknya selama ini selalu menjalankan perawatan berkala terhadap fasilitas mal, termasuk lift.
Oleh karena itu dia yakin penyebab lift jatuh bukan karena rusak. Meski demikian, dia menyerahkan penyelidikan kepada kepolisian.
Sementara Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) melihat peristiwa ini sebagai pembelajaran dan peringatan pengelola mal lainnya agar lebih meningkatkan keamanannya.
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta, Ellen Hidayat menyatakan, kecelakaan di Blok M Square harus menjadi pelajaran bagi setiap pengelola gedung maupun pusat perbelanjaan.
"Kejadian ini menjadi peringatan bagi pengelola lain," tutur Ellen di Jakarta, seperti dilansir Tribun, Jumat.
Ellen pun mengimbau kepada masyarakat agar tetap memperhatikan keselamatan diri masing-masing dan tidak memaksakan masuk jika kapasitas satu lift tersebut sudah maksimal.
"Kalau lift sudah penuh, kami berharap pengunjung tidak memaksa masuk, mohon bersabar menunggu lift berikutnya," ucap Ellen.
Memekakkan telinga
Suasana Blok M Square di Jalan Melawai V, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (17/3/2017) siang, masih sepi.
Selain belum banyak pengunjung yang datang, sebagian laki-laki, baik penjaga toko maupun warga, sedang menunaikan salat Jumat berjamaah di Masjid Nurul Iman yang terletak di lantai 7 atau lantai paling atas mal tersebut.
Laras, seorang pedagang arloji, saat itu tengah menikmati suasana mal yang tenang sebelum mulai sibuk pada sore hari.
Dia duduk santai sambil bermain telepon genggam di tokonya yang berada di lantai UG.
"Duarrr..." Tiba-tiba Laras dikejutkan dengan bunyi seperti besi yang amat keras hingga memekakkan telinga. Saking kagetnya, dia nyaris terjatuh dari kursi tokonya. (gps)
Selengkapnya, Baca di Harian Warta Kota Edisi Sabtu 18 Maret 2017