TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jaman (75), warga penderita stroke di RW 08, Koja, Jakarta Utara, pecah tangisnya saat calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menanyakan tentang ibadah haji.
"Bapak sudah naik haji belum?" tanya Ahok kepada Jaman, Jumat (24/3/2017).
Saat mendengar pertanyaan Ahok, mata Jaman berkaca-kaca.
Dia kesulitan mengucapkan kata-kata. Sambil memegang erat tangan Ahok, Jaman mengaku belum pernah naik haji.
Ahok kemudian menengok ke arah ajudannya.
Dia berbincang serius dengan ajudannya itu.
Tak terdengar jelas apa yang dibicarakan Ahok.
Ajudan Ahok langsung mencatat identitas Jaman.
Jaman sudah menderita stroke selama lima tahun.
Ahok harus meninggikan suaranya dan mendekati mulut Jaman karena suara Jaman terdengar sangat kecil.
Ahok menanyakan kondisi Jaman.
Ahok juga menanyakan mengenai dokter yang datang ke rumah pria itu.
"Belajar jalan ya, Pak," kata Ahok sambil menepuk pundak Jaman.
Di sana, ada beberapa petugas dari Puskesmas Koja.
Ahok bertanya, apakah para perawat itu turut mengajarkan Jaman berjalan.
Para perawat yang mengenakan kaos "Ketok Pintu Layani dengan Hati" itu mengangguk dan mengaku sudah mengajarkan Jaman berjalan.
"Sudah Pak. Tapi untuk belajar jalan kami pakai tiang jemuran," ujar seorang perawat.
Ahok juga sempat bertanya mengenai kursi roda untuk Jaman.
Setelah itu, Ahok menanyakan program "Ketok Pintu Layani dengan Hati" kepada para perawat.
"Sudah berjalan, Pak," kata seorang perawat lainnya.
"Jakarta Utara ini banyak yang sakit, makanya saya kunjungi," ujar Ahok.
Setelah sekitar 20 menit mengunjungi Jaman, Ahok berpamitan.
Dia meminta Jaman untuk selalu bahagia.
"Pak, saya pamit dulu ya. Yang penting Bapak sekarang hatinya senang terus dan jangan lupa belajar jalan ya, Pak," kata Ahok kepada Jaman.
Seusai bertemu Ahok, Jaman mengaku senang didatangi Ahok.
Ia mengaku terkejut dengan kedatangan Ahok.
Sebab, sebelumnya dia tidak pernah mengenal dan berkomunikasi dengan Ahok.
"Saya terharu, enggak bisa ngomong lagi," kata Jaman sambil menyeka air matanya.
KOMPAS.com/Kurnia Sari Aziza