TRIBUNNEWS.COM - Calon wakil gubernur petahana Djarot Saiful Hidayat menegaskan, Pemprov DKI Jakarta telah menerapkan keterbukaan pemerintah atau open government sejak lama.
Hal tersebut diutarakan untuk menampik anggapan pihak yang menyebut DKI belum melakukan open government.
“Astagfirulloh, itu sudah dari dulu. Kita sudah open banget. Bahkan open data kita. Supaya bisa diketahui. Mungkin Pak Anies baru tahu,” ujar Djarot di Kawasan Klender, Jakarta Timur, pekan lalu.
Salah satu yang mengatakan Pemprov DKI tidak open data adalah cagub Anies Baswedan. Karena itu Djarot berniat mengajak Anies untuk melihat langsung program Jakarta Smart City yang telah diterapkan.
“Makanya sekali waktu mungkin Pak Anies perlu diundang ke Balai Kota agar bisa lihat Jakarta Smart City,” ucap Djarot.
Dia berencana mengundang Anies agar tahu bagaiman Pemprov DKI telah menjalankan E-Budgeting hingga aplikasi pengaduan Qlue lewat Jakarta Smart City.
“Supaya tahu proses e-Budgeting kita, e-Planning kita, e-Musrenbang kita. Itu bisa diketahui semua orang dengan menggunakan teknologi informasi dan aplikasi,” ucap Djarot.
Selain soal pemerintahan terbuka itu, Djarot Saiful Hidayat juga menyindir Anies saat mengunjungi Pondok Pesantren Al-Wathoniyah di Klender, Jakarta Timur.
Dalam perjalanannya, terlihat banyak poster dan spanduk pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Di gang lokasi pondok pesantren tersebut, temboknya terlihat tertempel stiker dan poster Anies-Sandi.
Kemudian di tiap gang juga terlihat terpasang spanduk Anies-Sandi.
“Karena itu ngotor-ngotorin, kecuali kamu pasang di tempat kamu sendiri, di rumah kamu sendiri, pagar rumah kamu sendiri, janganlah ngotorin. Belum jadi pemimpin, masak kita sudah kasih contoh tidak baik,” kata Djarot di Klender, Jakarta Timur, seperti dikutip Kompas.com, Minggu 26 Maret 2017.
Meski demikian, Djarot tak mau asal menyebut bahwa atribut kampanye bergambar Anies-Sandi itu telah mengotori lingkungan. Hal itu tergantung pada penilaian masyarakat.
Djarot mengaku telah mengimbau relawannya untuk tak memasang atribut kampanye sejak pengambilan nomor urut di Kemayoran, Jakarta Pusat.
“Bahwa kita harus jaga keindahan Jakarta. Jangan pasang spanduk sembarangan. Kalau mau pasang spanduk di rumah kamu masing-masing,” kata Djarot.