TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cawagub DKI Jakarta, Djarot Syaiful Hidayat tak henti-hentinya menjalin tali silahturahmi dengan warga. Kali ini, Djarot Syaiful Hidayat menghadiri pengajian bulanan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) di kantor PWNU, Jalan Utan Kayu Raya, Jakarta Timur, Sabtu (8/4/2017).
"Tadi dikatakan bahwa ada 69 persen masyarakat NU yang berada di Jakarta, jadi bagaimana kalau kita buat NU Mart? Masa yang 69 persen itu tidak mau belanja kami punya toko? Selain itu kami juga bisa bangun klinik, ya beragam macam hal bisa kita lakukan," ungkap Djarot Syaiful Hidayat dalam sambutannya.
Djarot Syaiful Hidayat memuji NU yang dinilainya selalu menjaga keutuhan NKRI. Dia menyebut NU selalu memegang ajaran Islam yang rahmatan lil alamin.
"Sejak zaman mbah-mbah kami dulu, NU selalu berada di garis paling depan untuk mempertahankan NKRI. Selalu saya sampaikan bahwa dalam sejarah RI, hanya NU yang tidak pernah memberontak," tandas sosok yang telah beribadah haji di tahun 2002 bersama sang istri, Happy Farida tersebut.
Mantan Walikota Blitar itu juga berbicara soal caranya untuk menyatukan berbagai kelompok masyarakat yang ada di Jakarta. Dia punya program yang disebutnya sekolah agama-agama bina damai.
Sama-sama saling mengenal berbagai agama, baik Islam, Kristen, Budha, Hindu dan sebagainya.
"Kami adakan pernah di pondok pesantren, gereja, vihara karena ini karunia yang diberikan Allah bahwa Indonesia ini tercipta plural," tutur Djarot Syaiful Hidayat.
Djarot Syaiful Hidayat juga berbicara mengenai rencana PWNU untuk melakukan pembangunan 4 lantai di kantornya. Dia menyatakan mendukung penuh rencana tersebut.
"Iya, ini kantornya mau dibangun jadi 4 lantai. Tentu saya mendukung penuh. Kantor ini sudah miliknya NU, mereka gotong royong. Kalau masalah anggaran nggak masalah, saya sudah sampaikan sama pengurus nggak usah sungkan minta anggaran kalau tujuannya baik dan jelas pasti kita dukung," papar Djarot Syaiful Hidayat.
Dalam acara tersebut, Djarot hadir didampingi Ketua Umum PPP, Djan Faridz. Djan kemudian berbicara soal perbedaan. Dia pun menyinggung soal konflik di Suriah yang menurutnya terjadi karena masalah perbedaan.
"Kalau ada perbedaan, bukan membuat kami bermusuhan, kami tidak memusuhi siapapun. Jangan sampai seperti warga Suriah yang diusir dari negaranya sendiri karena perbedaan," tuturnya.
Sementara itu, Pengurus Gerakan Pemuda (GP) Ansor telah menyatakan dukungannya untuk pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, dalam upaya memenangi Pilgub DKI Jakarta 2017 putaran kedua.
Hal tersebut disampaikan Ketua GP Ansor DKI Jakarta, Abdul Azis, saat menyambut kedatangan Ahok dan Djarot ke Kantor GP Ansor di Jalan Kramat, Jakarta Pusat, Jumat (7/4/2017).
Pada kesempatan itu, Azis menyatakan GP Ansor siap mengawal para pendukung Ahok-Djarot dari kemungkinan intimidasi pada saat pemungutan suara Pilkada DKI putaran kedua pada 19 April ini.
Djarot menunaikan ibadah salat Jumat di Masjid KH Abdurrahman Wahid di kantor GP Ansor, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (7/4/2017). Djarot mengatakan dia datang untuk bersilaturahmi dengan para pimpinan GP Ansor.
Dalam silaturahmi tersebut, Djarot juga ditemani oleh Sekjen Golkar Idrus Marham, Sekjen PSI Raja Juli Antoni, Sekretaris timses Ahok-Djarot, Ace Hasan Syadzily, Ketum GP Ansor Yaqut Cholil Qumas dan Ketua GP Ansor DKI yang juga politisi PKB Abdul Aziz.
Bukan kali ini saja Djarot dan Idrus menunaikan salat Jumat bersama. Sebelumnya, Djarot dan Idrus bersama-sama salat Jumat di Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat.
Djarot menjelaskan bahwa selama ini dia memang sejalan dengan GP Ansor yang juga merupakan organisasi PBNU. Menurut Djarot, selama ini GP Ansor dan PBNU selalu bersama-sama menegakkan Pancasila sebagai ideologi negara.
Terlebih, djarot memiliki latar belakang ayahnya Muhammadiyah dan ibunya yang Muslimat NU. Sehingga ia terus
memperkuat basis dukungan sosialnya dengan pergaulan yang akrab dan hangat dengan para ulama dan tokoh
agama lainnya.