TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ribuan buruh instansi pemerintahan berkumpul dalam konsolidasi temu akbar Komite Nusantara Aparatur Sipil Negara di Kantor DPP PDI-Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (8/4/2017).
Pertemuan ini dihadiri Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Â Anggota DPR dari Fraksi PDI-Perjuangan Rieke Diah Pitaloka, serta sejumlah pengurus DPP PDIP serta sejumlah anggota DPRD PDIP dari beberapa daerah.
Para buruh di instansi pemerintahan menyuarakan dukungan kepada Ahok-Djarot sebagaimana disampaikan Ketua Presidium Komite Nusantara Aparatur Sipil Negara Mariani. Dia menegaskan bahwa pihaknya bersama PDIP sepenuhnya mendukung Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat untuk menang dalan Pilkada 2017.
"Selama ini yang konsisten memperjuangkan buruh dan pegawai rendah di instansi pemerintah adalah PDIP. Tak ada keraguan dan kami 100% dukung Ahok-Djarot," ujarnya.
Mariani juga mengatakan, jika pasangan Ahok-Djarot menang, besar harapannya bahwa yang namanya pegawai tidak tetap, pegawai kontrak, honorer, pegawai tetap non PNS akan diangkat menjadi PNS.
"Inilah harapan sekaligus perjuangan kami. Dan secara kongkrit akan diwujudkan dalam dukungan di Pilkada," ujar Mariani.
Ia menjelaskan bahwa ada sekitar 12.000 honorer plus keluarganya yang ada dalam Komite Nusantara Aparatur Sipil Negara. Dan sampai saat ini sudah dibentuk 10 DPW termasuk DKI Jakarta.
"Kami semangat karena PDIP yang menjadi pengusung revisi UU ASN sebagai wadah bagi pekerja di pemerintahan agar kami diakui dalam revisi UU ASN. Sejak Juli 2016 dicetuskan revisi UU ASN kami merasakan bahwa PDIP sangat kencang mendorong dan konsisten mendukung para pakerja non PNS," jelas Mariani.
Pada kesempatan sama, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, mengatakan, cita-cita mewujudkan masyarakat adil dan makmur harus melalui perjuangan yang berpihak pada wong cilik termasuk para pegawai honorer, pegawai tidak tetap, pegawai kontrak.
"Dan kini Pak Ahok dan Djarot melalui kebijakan berpihak pada rakyat serta memberikan gaji pegawai di Jakarta sangat lebih dari cukup ditambah tunjangan-tunjangan," ujar Hasto.
Hasto mengatakan, Ahok-Djarot bisa membuat terobosan hingga ada tunjangan bagi pegawai honorer. Dia lebih menginginkan bagaimana menjadi PNS dan ini harus kita kawal bersama sama dengan mendukung Ahok-Djarot.
Selama kepemimpinan Ahok-Djarot, lanjut Hasto, taman kota dibangun, anak-anak dan ibu-ibu bisa bersosialisasi bersama dan taman yang tadinya gersang kumuh kini sudah jadi ruang hijau untuk dialog bagi rakyat. "Kepemimpinan Ahok-Djarot berorientasi pada masyarakat miskin dengan mengeluarkan KJP dan KJS," jelas Hasto.
Ditambahkan Hasto, dukungan PDIP kepada Ahok-Djarot tidak lain karena kinerja Ahok-Djarot yang menjalankan Pancasila secara penuh. Dijelaskannya bagaimana Ahok bangun masjid di Daan Mogot dengan desain lima menara dengan kebudayaan betawi. Juga ada Islamic Center di Jakarta Utara.
"Bahkan sekarang ada program umrah dan insentif para imam masjid, muadzin, ustadz, dan juga marbot masjid," jelasnya.