TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) Sunaryanto membaca selawat sebanyak tiga kali sebelum menembak pelaku penodongan terhadap ibu dan seorang bayi berumur satu tahun.
Sunaryanto mengambil inisiatif untuk menyelamatkan, Risma Oktaviani (25) dan anaknya DI (1).
Saat itu, Risma dan DI tengah ditodong menggunakan senjata tajam oleh seorang perampok, Hermawan (28).
Sunaryanto yang tengah piket malam itu, dikejutkan dengan seorang perempuan yang meminta tolong.
Perempuan itu, berada di sekitar lokasi penodongan, dalam angkutan umum jurusan Rawamangun-Pulogadung Minggu (9/4/2017), sekitar pukul 19.00 WIB.
Baca: Kronologi dan Fakta tentang Aksi Penodongan dalam Angkot di Jakarta oleh sang Residivis
Sunaryanto memarkirkan kendaraan roda dua di sekitar lokasi.
Dia yang mengenakan seragam lengkap, anggota kepolisian satuan lalu lintas itu, mendekati tempat kejadian perkara.
Suasana saat itu, cukup riuh. Warga sudah berkerumun.
Hermawan yang tengah menyandera dua korban, panik di dalam angkot.
Saat Sunaryanto mendekati pintu masuk angkot, Hermawan berteriak. Dan melontarkan kata-kata kotor. Sunaryanto tetap tenang menghadapi suasana yang cukup mencekam. Dia tetap mencoba untuk bernegosiasi.
"Mas ada apa? saya bilang, 'bisa saya bantu? 'Diem lu polisi t*i'. Sudah tenang saya bantu. 'Diam! gua bunuh nih'. Tenang mas tenang, saya bantu, 'bantu apa? Kalau mau bantu, bawa angkot ini, kita jalan'," cerita Sunaryanto, Senin (10/4/2017).
Sunaryanto meminta Hermawan untuk tetap tenang. Dia masih mencoba membujuk Hermawan untuk melepaskan Risma dan anaknya.
Sementara, massa di sekitar sudah geram melihat tingkah laku Hermawan. Sunaryanto meminta para warga tetap tenang dan sedikit menjauh dari TKP.