News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

Sandi: Harus Ada Perlindungan Terhadap Kelompok Rentan di Transportasi Massa

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sandiaga Uno

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil gubernur Jakarta, Sandiaga Uno ikut berkomentar ket‎ika ditanya wartawan mengenai kasus penodongan seorang ibu di dalam angkot di Pulogadung, Jakarta Timur yang sempat viral di media sosial, Ahad kemarin.

‎Belajar dari kasus tersebut, menurut Sandi, perlu adanya perlindungan kepada kelompok-kelompok rentan yang menggunakan transportasi massal publik.

"Ya tentunya itu musibah ya, tapi kami yakin ada kelompok-kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak yang kita harus lindungi melalui transportasi massal kita," kata Sandi di Hotel Mid Plaza, Jakarta Pusat, Senin (10/4/2017).

Oleh karena itu Sandi mendorong adanya standar keselamatan dan keamanan yang hampir sama antara angkot/mikrolet dengan transjakarta.

Dimana kelengkapan tersebut dapat berupa layanan panduan bagi penumpang bila terjadi tindakan kriminal pada angkutan massal publik.

‎"Ada hot button untuk memastikan bahwa tidak ada lagi pelanggaran kekerasan apalagi kegiatan kriminal di pola transportasi massal‎," pungkasnya.

‎Sebelumnya terjadi kasus penodongan terhadap seorang ibu di dalam angkot yang sempat terekan kamera. Hermawan (28) menodong seorang ibu yang sedang membawa balitanya di dalam angkutan kota KWK jurusanRawamangun-Pulogadung saat melintas di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Minggu (9/4/2017) pukul 19.00 WIB.

Kasat Reskrim Polres MetroJakarta Timur AKBP Sapta Maulana mengatakan, peristiwa bermula saat Hermawan naik angkot di depan Kantor Perumnas III.

Saat di dalam angkot, Hermawan tiba-tiba menodong senjata tajam kepada penumpang di dalam angkot untuk meminta ponsel, kalung dan gelang.

Sontak para penumpang berteriak minta tolong. Pada saat bersamaan Anggota SatlantasJakarta Timur, AIPTU Sunaryanto melintas untuk berangkat dinas. Dia pun melihat Hermawan tengah mengalungkan pisau ke leher Risma yang tengah menggendong bayinya.

"Saksi (Aiptu Sunaryanto) berusaha untuk melakukan negosiasi sekitar setengah jam agar pelaku mengurungkan niatnya, namun tidak dihindarkan," kata Sapta saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Minggu.

Hermawan, lanjut Sapta, malah meminta Sunaryanto diam dan tak ikut campur. Setelah melihat Hermawan lengah, Sunaryanto pun beraksi. Dia menembak lengan kanan Hermawan lalu langsung membekuknya.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini