News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cerita Risma Saat Disandera Bersama Anaknya di Angkot

Penulis: Fahdi Fahlevi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Korban penyanderaan di Angkot T25, Risma Oktaviani, menceritakan pengalamannya kala menjadi disandera oleh Hermawan.

Nasib malang yang menimpa Risma dan anaknya bermula ketika keduanya naik angkot T25 jurusan Pulogebang-Rawamangun di bawah fly over Pondok Kopi, Jakarta Timur, sekitar pukul 19.00 WIB.

Di dalam angkot tersebut sudah terdapat penumpang lain, Isnawati, yang duduk di bangku bagian kanan belakang.

Sementara Risma memilih duduk di bangku bagian kiri.

"Jumlah penumpang saat itu cuma ada empat orang. Saya, ibu yang bawa anak (Risma), dan ada nenek-nenek yang duduk di depan," ujar Isnawati kepada Tribun.

Beberapa saat kemudian, pelaku Hermawan, naik angkot di Prapatan Satu.

Pelaku langsung duduk di pojok belakang samping Risma.

Isnawati mengaku tidak curiga kepada Hermawan karena berpakaian rapi.

Hermawan menggunakan kemeja dibalut oleh jaket, serta menggendong tas ransel.

Ketika angkot sampai di depan Kantor Perumnas III, Hermawan pindah ke samping Isnawati, sebelum mengeluarkan senjata tajam.

Sambil menodong Isnawati, Hermawan memintanya menyerahkan ponsel miliknya.

Hermawan juga menyuruh Risma dan anaknya duduk di bawah.

Permintaan Hermawan dipatuhi oleh Isnawati yang langsung menyerahkan ponsel miliknya.

Namun Hermawan meminta uang dan perhiasan yang dipakai oleh Isnawati, sambil mengalungkan pisau ke leher Risma.

Permintaan ini ditolak oleh Isnawati yang mengancam balik Hermawan.

"Daripada lu ambil, duit gw mending lu bunuh gw," ujar Isnawati saat itu.

Untungnya, aksi Hermawan dapat dilumpukan oleh Sunaryanto yang merupakan anggota kepolisian satuan lalu lintas.

Sunaryanto melesakan tembakan ke arah lengan kanan pelaku, hingga akhirnya kedua korban berhasil diselamatkan.

Hermawan sendiri merupakan residivis kasus pencurian kendaraan bermotor.

Hermawan baru saja keluar dari lembaga pemasyarakatan Bulak Kapal, Bekasi.

Hermawan menodong karena ingin menguasai barang berharga milik korban.

Dia sempat meminta kalung, gelang, dan ponsel milik korbannya saat beraksi di dalam angkot. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini