Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kelompok relawan wanita pendukung Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat menegaskan pentingnya peran wanita dalam sebagai sebuah kekuatan bangsa.
Sebagai pendukung keberagaman, relawan wanita Badja, menjadikan kaum wanita sebagai salah satu elemen penting masa depan.
"Kita Badja perempuan. Kita perempuan Badja. Kita tidak bisa dikotak-katik, karena kita punya rahim. Rahim perempuan Indonesia yang melahirkan Kebhinekaan," kata Kartini Syahrir relawan yang tergabung dalam Perempuan Badja dalam disksusi berjudul RPTRA Perempuan & Kebhinekaan di Jakarta, Rabu (12/4/2017).
Menurutnya, dari rahim perempuan Indonesia sudah ditakdirkan untuk melahirkan anak-anak dari pelbagai macam suku bangsa. Bahkan tidak membedakan bentuk rambut maupun warna kulit.
"Rahim perempuan Indonesia, rahim ibu pertiwi, dari Tanah Air yang sama namanya Indonesia. Dan tanpa rahim perempuan Indonesia tidak ada NKRI," katanya.
Dirinya menilai selama Basuki-Djarot memimpin ibu kota, tidak membuat kaum wanita terpinggirkan. Hal itu terlihat dengan kehadiran Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Bahkan rencananya bakal dibangun lebih kurang 200 RPTRA.
Sementara itu, Veronica Tan istri calon Gubernur DKI Jakarta petahana menegaskan, bahwa perempuan adalah punggung pemersatu bangsa. Dia menerangkan, selama mendampingi Ahok dan menjadi pengurus PKK, banyak hal telah dilakukan. Terutama untuk perempuan dan anak.
Saya belajar, dan selama ini kita harus perlakukan warga yang ada disekitar, seperti keluarga sendiri," kata Veronica.
Untuk itu, dirinya memastikan telah mendorong kaum perempuan mempunyai kemampuan usaha berkelompok, sebagai pemasukan perekonomian.
"Tapi saya selalu dorong adalah hasil produksi dibeli oleh perusahan besar. Jadi bukan mereka yang produksi, terus mereka yang beli. Dan mereka daapat gunakan fasilitas RPTRA untuk melakukan itu," katanya.
Sementara itu, Happy Djarot istri Cawagub DKI Jakarta, Djarot, juga mempunyai pendapat tentang peran wanita. Dia menerangkan, Indonesia beragam suku budaya dan agama. Untuk itu, kebhinekaan tersebut harus disyukuri.
"Yang indah harus dijaga, dirawat, tidak berantem," kata Happy