Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menjelang hari pemungutan suara, lembaga riset Media Survei nasional (MEDIAN) kembali menggelar survei mengenai tingkat keterpilihan pasangan calon di Pilkada DKI 2017 putaran dua.
Dalam survei yang digelar pada 13 – 14 APRIL 2017 itu menemukan tingkat elektabilitas kedua kandidat sangat dinamis, sehingga persaingan semakin ketat.
“Ketika kami tanyakan kepada responden, perihal siapa Pasangan cagub dan cawagub yang akan dipilih pada putaran kedua. Sebanyak 49,0 persen menjawab akan memilih pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, sedangkan 47,1 akan memilih pasangan basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot saiful Hidayat. Sisanya sebesar 3,9 persen belum menentukan pilihan,” kara Peneliti Median, Rico Marbun dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (15/4/2017).
Rico menjelaskan menjelang pemungutan suara pada 19 April 2017, tingkat keterpilihan pasangan Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) - Djarot Saiful Hidayat mendekati pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno. Penyebabnya, pengaruh persepsi masyarakat DKI Jakarta yang menganggap paslon nomor urut dua itu lebih unggul dalam debat putaran terakhir.
“Dalam survei ditemukan bahwa sebanyak 33,7 persen menjawab pasangan Ahok-Djarot, sedangkan 30,9 persen menjawab Anies-Sandi, sedangkan yang menjawab tidak tahu sebanyak 35,4 persen. Selain keberhasilan memperkecil selisih suara di wilayah basis Anies-Sandi yaitu di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan,” katanya.
Selain itu, menurut Rico, faktor lain adalah semakin mengecilnya persepsi publik Jakarta yang menyatakan bahwa Ahok bersalah dalam kasus dugaan penistaan agama. “menurut survei, saat ini hanya 47.88% warga yang menganggap Ahok bersalah dalam kasus dugaan penistaan agama, sedangkan 35.16% mengangap tidak bersalah, dan sisanya sebanyak 16.96 persen menjawab tidak tahu.
Dengan melihat selisih tingkat elektabilitas kedua pasangan calon yang hanya sebesar 1,9 persen, dan dengan margin of error mencapai 4,2 persen, maka menurut Rico menjadi agak sulit untuk menentukan pemenang Pilkada DKI saat ini.
Survei ini mengambil sampel sebesar 550 responden warga DKI Jakarta yang memiliki hak pilih, dengan teknik multistage random sampling, dan margin of error sebesar +/- 4,2% pada tingkat Kepercayaan 95%.