TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku geram mendapatkan informasi soal parkir liar yang dikuasai oknum preman di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Kalijodo, Jakarta Barat.
Ahok sapaan Basuki menilai, kembalinya para Preman ke Kalijodo lantaran banyak pihak merasa Ahok sudah bukan gubernur DKI lagi usai kalah dalam Pilkada DKI 2017.
"Orang merasa gubernur sudah kalah, sudah hilang gubernur dia pikir. Masih sampai Oktober kok saya, masih sampai 7 Oktober masih 5 bulan lah saya kerja," kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Selasa (25/2017).
Dirinya menegaskan akan meminta kepolisian menindak tegas oknum yang meminta pungutan liar kepada pengunjung Kalijodo.
"Masalahnya mereka kurang ajar saja. Preman, dia pikir saya sudah engga bisa tindak dia. Makanya saya mau minta kepolisian tindak. Dia merasa kita sudah bukan gubernur lagi kan," kata Ahok.
Ahok meminta, demi mencegah parkir liar semakin marak, Ahok akan membangun gerbang satu arah dan menghilangkan parkir meter.
"Saya sudah minta Dishub, diubah aja. dicopot nih parkir meter, itu kan juga sudah satu jalan, kita ubah aja jadi gate. Jadi pengamanan lebih gampang, pakai pintu aja," kata Ahok.
Lima alat parkir meter di RTH dan RPTRA Kalijodo yang diresmikan Ahok bersamaan dengan peresmian RPTRA Kalijodo 22 Februari 2017 lalu dicabut.
Hal ini lantaran banyak pengunjung yang tidak membayar parkir dengan menempel kartu uang elektronik mereka di alat parkir meter.
Akibatnya, juru parkir liar menguasai kawasan RPTRA Kalijodo.
Mereka menyebar dari Jalan Kepanduan II Tambora hingga ke kawasan Pejagalan, Jakarta Utara.