News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

'Simpang Susun Semanggi: Jembatan Paling Sulit yang Kami Bangun'

Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto udara menampakkan proyek pengembangan Simpang Susun Semanggi, Jakarta Selatan, telah tersambung sempurna, Rabu (26/4/2017) dini hari. Pemasangan box girder segmen terakhir pada proyek senilai Rp 360 miliar yang pembangunannya dimulai April 2016 tersebut dilakukan pada Selasa (25/4/2017) malam sekitar pukul 24.00 WIB. Menurut rencana, jalan layang Simpang Susun Semanggi akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 17 Agustus 2017. Foto diambil dengan menggunakan drone. Tribunnews/DH Sapto Nugroho

TAK LAMA lagi warga DKI Jakarta memiliki jembatan melengkung terpanjang di Indonesia yang dibuat sendiri oleh putra-putri terbaik bangsa ini. Karya monumental ini adalah Simpang Susun Semanggi yang membentuk lingkaran, memutari Simpang Semanggi yang dibangun Presiden Soekarno tahun 1961.

"Ini merupakan bentang segmental lengkung terpanjang di Indonesia. Simpang Susun Semanggi ini berbentuk lingkaran memutari Simpang Semanggi. Panjangnya 1,8 kilometer," ujar General Superintend PT Wijaya Karya (Wika) Ketut Pasek Senjaya Putra yang menjadi pelaksana pengerjaan proyek Simpang Susun Semanggi kepada Tribunnews.com.

Pada Rabu (26/4) dini hari, menjadi hari paling bersejarah.Tepat pukul 00.00 WIB, dilakukan pemasangan box girder terahir sehingga jembatan melengkung berbentuk lingkaran itu tersambung utuh 100 persen. Proyek ini menelan biaya Rp 360 miliar.

Sebelum pemasangan box girder terakhir,dilakukan pemotongan tumpeng di bawah Simpang Susun tersebut. Turut hadir Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Yusmada Faizal, serta pimpinan PT Wijaya Karya (Wika) selaku pelaksanan proyek.

Budi Karya menyampaikan keyakinannya bahwa simpang susun ini bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen."Kemacetan pasti akan berkurang. Memang banyak variabel yang jadi pengukurnya, tapi paling tidak 30 persen akan mengurangi kemacetan," kata Budi Karya.

Budi mengatakan, selain mengatasi kemacetan, Simpang Susun Semanggi sekaligus menjadi ikon Jakarta yang patut dibanggakan. "Di sini bisa mengurangi kemacetan dan monumen atau ikon Jakarta bertambah cantik," kata Budi Karya Sumadi.

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Yusmada Faizal, mengatakan lingkar Semanggi yang ada saat ini menjadi pusat kemacetan karena adanya konflik arus lalu lintas. Diharapkan jalan layang yang sedang dibangun ini bisa mengurangi kemacetan.

"Nanti akan berkurang karena simpang ini nanti akan digunakan untuk berputar balik saja, nggak ada lagi nanti saling silang," kata Yusmada.

Putra Putri RI

Ketut Pasek mengatakan, pembangunan Simpang Susun Semanggi dimulai pada 8 April 2016 dan akan tuntas Juli 2017. Ground Breaking atau peletakan batu pertama dilakukan 8 April 2016. " Target pengerjaan 18 bulan, tapi bisa selesai dalam waktu 16 bulan. Jadi lebih cepat dua bulan dari target," ujar Ketut Pasek.

Untuk mengerjakan proyek monumental ini, PT Wika mengerahkan 500 orang. "Mereka bekerja 24 jam," ujar Ketut Pasek. Pekerja yang mengerjakan proyek ini 100 persen adalah putra-putri terbaik Indonesia. PT Wika hanya dibantu konsultan dari Hongkong. Namun pengerjaan keseluruhan dilakukan PT WIKA dengan tenaga kerja dari Indonesia.
"Total yang bekerja di proyek ini ada 500 orang. Dari jumlah itu ada 5 orang perempuan muda," jelas Pasek.

Pada Rabu dini hari, Tribun menemui tiga perempuan muda yang turut bekerja 24 jam demi terbangunnya Simpang Susun Semanggi. Mereka adalah Nova Safitri di bagian Safety Health and Environment, Asri Septeriana di bagian sekretaris proyek dan Gerby Isla Maulida dibagian pusat pengendalian data.

"Saya hampir tiap hari bahkan sering sampai malam saya ada di lokasi proyek ini," ujar Nova Safitri, gadis berparas manis kepada Tribun. Nova yang baru satu tahun bergabung dengan PT Wika mengaku bangga bisa turut menjadi bagian pelaksana proyek ikon Ibukota ini. "Sudah biasa bekerja bareng pria dan sampai dini hari seperti ini," ujar Nova.

Gerby Isla Maulida baru bergabung dengan Wika saat mengerjakan proyek ini. "Awal kerja di sini,awalnya dicari orang tua. Kok jam 1 malam belum pulang. Padahal masih di lokasi proyek," ujar Gerby.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini