TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat berharap agar tragedi memilukan Mei 1998 tidak kembali terulang, lantaran Indonesia merupakan bangsa yang menghargai keberagaman dan kemajemukan.
"(Tragedi 98) jangan terulang lagi, kita adalah bangsa yang beragam, kita adalah bangsa yang majemuk," ujar Djarot, di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur, Senin (8/5/2017).
Mantan Wali Kota Blitar itu pun mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menjaga keberagaman dan menghargai etnis satu dan lainnya, meskipun berbeda-beda.
Seperti semboyan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa yang memiliki arti 'Terpecah Belahlah itu, Tetapi Satu Jugalah Itu'.
"Marilah dengan kebhinekaan itu kita rawat semua, kita rangkul semua, sehingga menjadi Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa," kata Djarot.
Djarot pun mengingatkan bahwa negara ini memiliki ideologi Pancasila dan tidak ada yang bisa merubah itu.
"Ingat bahwa Indonesia adalah negara yang berideologikan Pancasila," kata Djarot.
Oleh karena itu, ia pun menekankan dirinya menolak keras atas rencana pihak yang hendak merubah ideologi bangsa ini menjadi ideologi berbasis agama.
Menurutnya hal tersebut sangat berbahaya bagi bangsa ini.
"Jangan sekali-kali ada pihak yang berpikir untuk mengganti ideologi Pancasila itu dengan mengganti ideologi berbasiskan agama, berbahaya," ujaar Djarot.
Politisi PDI Perjuangan tersebut juga menegaskan jika ada pihak yang hendak melancarkan rencana pergantian ideologi terhadap bangsa ini, ia akan berdiri di barisan terdepan untuk melawan mereka.
"Kalau ada upaya seperti itu, saya sampaikan pada kelompok-kelompok seperti itu, 'kalau kalian mengganggu ideologi negara saya, kita semua, saya, akan berdiri di depan untuk melawan'," kata Djarot.
Hal tersebut ia lakukan hanya untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah diperjuangkan oleh para pendiri bangsa kita ini," ujar Djarot.