TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DPW PSI Jakarta menyayangkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara dan penahanan Ahok yang dinilai tidak lazim dan berlebihan.
Pasalnya, putusan yang diberikan melebihi tuntutan jaksa dan mengabaikan semua keterangan saksi ahli yang meringankan.
“Jelas bahwa orkestrasi trial by mob yang dicetuskan golongan yang tidak suka dengan perkembangan pemberantasan korupsi DKI Jakarta di bawah Ahok, pada hari ini sukses menghukum Ahok dengan mengabaikan argumen dan fakta yang harusnya juga meringankan Ahok di dalam persidangan, termasuk sikap hidup keseharian Ahok terhadap Agama Islam dan kaum muslimin, sikap kooperatif, dan jasa-jasa Ahok di dalam memajukan Jakarta selama menjabat sebagai Wakil Gubernur dan Gubernur,” ujar Ketua DPW PSI Jakarta, Michael Victor Sianipar di Jakarta, Jumat (12/5/2017).
Baca: PSI: Dunia Prihatin Atas Kasus Ahok
Walaupun demikian, PSI Jakarta mengakui bahwa protes terhadap putusan tersebut hanya bisa dilalui melalui mekanisme dan proses hukum yang ada. PSI Jakarta mendukung upaya banding dan berharap Ahok bisa mendapatkan keadilan yang obyektif di Pengadilan Tinggi nantinya.
“Seberapapun kami merasa adanya ketidakadilan dalam sistem hukum dan peradilan yang baru saja dilalui, kami tetap pada posisi bahwa perjuangan harus dilakukan melalui sistem yang ada. Kami mendukung upaya Ahok dan tim hukum untuk mengajukan banding,” tegas Michael.
PSI Jakarta menilai bahwa penahanan Ahok telah menjadi catatan kelam dan hari-hari gelap dalam sejarah Bangsa Indonesia.
Namun, ini juga adalah kesempatan bagi masyarakat dan khususnya generasi muda penerus bangsa untuk melakukan refleksi akan jati diri bangsa dan apa artinya menjadi warga negara di Republik Indonesia.
“Saat ini, berbagai macam aksi baik di lapangan dan di media sosial mencerminkan luapan kekesalan, kemarahan, dan kesedihan banyak orang. Ini adalah saat yang tepat untuk kita melakukan soul-searching mau jadi apa Bangsa ini sebenarnya,” kata Michael.
PSI adalah partai yang lahir dari sekumpulan anak muda idealis dan progresif yang bersatu merumuskan cita-cita perjuangan untuk menegakkan kebajikan dan keberagaman. PSI Jakarta merasa ketidakadilan yang dijatuhkan kepada Ahok adalah ancaman nyata dan serius terhadap jiwa berbangsa dan bernegara dan menjadi peringatan akan pentingnya perjuangan PSI sebagai partai baru di perpolitikan Indonesia.
“Bagi PSI, kejadian yang menimpa Ahok ini adalah pukulan telak terhadap apa yang kami ingin perjuangkan selama ini. Kami ada sebagai arus baru untuk memperjuangkan pemimpin-pemimpin yang baik tanpa melihat latar belakang suku, agama, dan ras," kata Michael.
" Saat melihat ada seorang pemimpin yang luar biasa dedikasi dan pengorbanannya, namun dihantam sedemikan rupa dan dijatuhi hukuman penjara yang kami rasa tidak adil, kami diingatkan kembali tentang apa yang salah di negeri ini dan kenapa kami hadir di sini dengan cita-cita yang kami perjuangkan,” Michael menambahkan.
PSI Jakarta juga melihat bahwa citra Indonesia sebagai negara demokratis dan moderat juga tercoreng di dunia internasional. Masih akan ada banyak aksi-aksi solidaritas ke depan, dan PSI Jakarta mendukung aksi solidaritas yang dilakukan oleh publik di dalam dan luar negeri.
Namun, PSI Jakarta juga mengajak masyarakat untuk tidak lupa akan perjuangan Ahok di Jakarta dan tetap mendukung serta mengawal pemerintahan yang sudah diwariskan kepada Djarot selaku Plt. Gubernur.
“Terlepas dari kejadian yang menimpa Ahok, kami tidak lupa bahwa masih banyak urusan pemerintahan dan pelayanan publik yang harus dikerjakan. Ada banyak pekerjaan rumah yang perlu dikebut sampai dengan Oktober nanti, khususnya penyusunan APBD-Perubahan 2017 dan APBD 2018 yang sudah memasuki fase penyusunan oleh eksekutif. Jangan sampai perhatian publik luput dalam mengawal proses ini,” kata Michael.
PSI Jakarta meyakini pentingnya bagi anak muda di Indonesia untuk memikirkan masa depan bangsa. Pasal penistaan agama adalah bagian dari peninggalan masa kolonial, dan sudah lama tidak direvisi dan dikaji relevansinya terhadap karakter Bangsa Indonesia yang merdeka dan menganut nilai-nilai kebhinekkaan dan Pancasila seperti sekarang ini.
“Khususnya bagi generasi muda, mau sampai kapan kita hidup ke depan dengan sisa-sisa belenggu masa lalu yang akhirnya dijadikan alat politik untuk menciderai bangsa sendiri? PSI adalah partai generasi penerus bangsa dan partai masa depan. Kami akan perjuangkan revisi KUHP yang sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman,” ujar Michael.
PSI Jakarta berharap vonis dan penahanan Ahok dapat menyadarkan generasi muda akan pentingnya reformasi politik dan hukum. PSI mengajak partisipasi dan kontribusi muda-mudi Indonesia, untuk dapat bangkit dari kekecewaan dan apatisme dengan mengambil bagian dalam pembangunan bangsa.
“Banyak anak muda yang kecewa dan hilang harapan karena peristiwa ini. Banyak juga teman saya di luar negeri yang bilang bahwa sudah betul mereka tidak usah kembali saja. Tapi justru sebaliknya, peristiwa ini harusnya menyadarkan kita pentingnya anak muda untuk terlibat dalam politik demi memperbaiki hukum dan pemerintahan di Indonesia. Dengan ketidakadilan yang menimpa Ahok, akan lahir seribu ahok lainnya dari generasi muda untuk melanjutkan perjuangan yang sudah beliau awali,” tutup Michael.