TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jihan Talib (19) terbaring di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Meski terluka, ia bersyukur nyawanya selamat dari ledakan bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu lalu.
Jihan dan sahabatnya Susi Afriani tengah berjalan di sekitar Terminal Kampung Melayu, tepatnya setelah dari minimarket hendak naik angkutan umum mikrolet M18, jurusan Kampung Melayu-Pondok Gede.
Suasana malam itu, terbilang ramai. Kata Jihan, beberapa polisi tengah duduk santai tak jauh dari toilet umum terminal.
Belasan mikrolet tengah berlalu lalang, beberapa pedagang minuman tengah berjualan, terminal dipenuhi kesibukan.
Hingga ledakan bom bunuh diri pertama sekitar pukul 20.55 WIB membuat seluruh orang yang beraktivitas di sekitar panik.
Dentuman keras terdengar dari arah belakang tak jauh dari toilet umum terminal, hingga tubuh Jihan terpental beberapa meter. Kedua gendang telinganya pecah.
"Saya kaget. Melek, tapi gelap. Telinga pengang, coba bangun dan lari, tapi terjatuh," ujar Jihan mengingat peristiwa ledakan, Jumat (26/5/2017).
Kedua lengannya berdarah, tubuhnya terluka akibat serpihan bom. Jihan lemas, tubuhnya merasa panas, "Karena ada yang menancap," ucap Jihan.
Ia tak mengingat atau mendengar ada ledakan kedua.
Pasca kejadian, Jihan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Premier Jatinegara, Jakarta Timur.
Ia mendapatkan perawatan sementara, sebelum akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Tak jauh dari tempatnya dirawat, sang ibu, Amelia Roliana, terus mendampingi Jihan.
Amelia sempat histeris, mendengar suara anaknya menjerit melalui sambungan telepon.