Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siang hari di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, seorang korban ledakan bom Kampung Melayu tergeletak di kamar rawat inap.
Korban itu bernama Nugroho Agung Laksono (18) yang terlihat masih sedikit merintih kesakitan saat dikunjungi Tribunnews.com di kamarnya.
Mengenakan kaos berwarna hitam, Agung masih terlihat lemah dengan perban terlilit di kaki kanannya dan selang infus di lengan kirinya.
Sesekali, dia menyantap makan siangnya berlauk daging dan tahu tempe dengan nasi yang tidak termakan habis.
Ibundanya, Dewi Sunarti sabar menunggu anak keempatnya itu di ruang inap yang berada di RS Polri Kramat Jati meski harus meninggalkan dua cucunya di tempat tinggalnya.
Saat ditanya bagaimana kabar Agung setelah menjalani perawatan usai bom di Terminal Bus Kampung Melayu, Agung mencoba tersenyum dan mengatakan sudah berangsur pulih.
Baca: Cerita Nugroho Agung, Remaja Penolong Polisi Saat Bom Kampung Melayu Meledak
"Alhamdulillah, sudah lumayan. Tinggal nunggu perbannya bisa dilepas saja," ujar Agung menunjuk lukanya di ruang rawat inap RS Polri, Jakarta, Minggu (28/5/2017)
Namun, dia mengaku masih bermasalah di pendengarannya, yaitu telinga bagian kanan yang saat ini masih sering berdengung.
"Masih "pengang" sedikit-sedikit, jadi kurang dengar kalau bicaranya pelan," kata dia.
Bukan tanpa sebab, dirinya menjelaskan hal itu terjadi karena sumber ledakan tidak jauh dari dirinya berdiri saat dia sedang berusaha menolong seorang polisi yang tergeletak pasca-ledakan pertama terjadi.
Meski, pemerintah sudah memberikan penangguhan biaya rumah sakit, Agung kini hanya berharap kesembuhan secepatnya agar bisa kembali mengemudikan Kopaja 612 yang selama ini memberinya uang untuk sekedar jajan sehari-hari.
"Saya mau cepet pulang aja. Mau narik mobil lagi," kata Agung.