TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak kepolisian menduga pelaku perampokan disertai penembakan di SPBU Daan Mogot, Jakarta Barat adalah kelompok teroris.
Dalam sebuah kelompok teroris ada yang namanya fai, bertugas mencari dana dengan cara merampok.
"Bisa saja ini teroris yang kaya dulu lagi. Fai, merampok menghalalkan cari duit untuk main," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto.
Namun lanjut Setyo, dugaan keterlibatan kelompok teroris tersebut butuh penyelidikan lebih lanjut lagi. Penyidik harus menggunakan teori induksi dan deduksi.
"Tapi harus ada penyelidikan lagi," ucapnya.
Setyo memberi contoh saat kasus bom Bali. Kelompok teror Imam Samudra cs pernah merampok toko emas di daerah Banten.
Saat ini polisi belum menemukan adanya indikasi perampokan yang dilakukan untuk kegiatan teror. Namun tidak menutup kemungkinan adanya model pencarian dana tersebut.
Karena menurut Setyo, pendanaan kelompok teroris di Indonesia saat ini sedang 'seret'.
"Tapi tidak tertutup kemungkinan ya. Kan pendanaan mereka seret. Bahrun Naim tidak bisa kirim duit. Sudah terpantau kita. PPATK sudah tahu nama teroris," kata dia.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, polisi telah mengantongi ciri-ciri terduga pelaku perampokan di SPBU Daan Mogot, Jakarta Barat, yang menewaskan bos koperasi bernama Davidson Tantono, 30 tahun (sebelumnya ditulis Davidson Tanoto).
Ciri-ciri pelaku perampokan tersebut diketahui dari rekaman CCTV, namun ia enggan menjelaskan seperti apa ciri-ciri pelaku itu.
"CCTV sudah ada beberapa yang kami lakukan pengamanan, sedang kami analisis CCTV-nya," kata dia.
Polisi akan menyelidiki semua kemungkinan pelaku yang melakukan perampokan dan penembakan tersebut.
"Semua kemungkinan pasti, mulai dari bank, parkir, kemudian kegiatan sampai ke pekerjaan dia. Semua kemungkinan akan kami lakukan penyelidikan," ucap Argo.