Baca tanpa iklan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari Febryanto (29) korban kecelakaan tabrakran kereta api dengan minibus di perlintasan kereta Jalan Kembang Pacar, Senen, Jakarta Pusat, dikenal sebagai sosok yang baik.
"Sosok Hari itu, jiwa sosialnya tinggi, baik sekali, dia suka ketawa, humoris," ujar Dody, kerabat almarhum saat ditemui di rumah duka jalan Kramat Sentiong V E No.67, Jakarta Pusat, Rabu (14/6/2017).
Dikatakannya, di lingkungan tempat tinggalnya, Hari selalu aktif mengikuti kegiatan warga seperti gotong royong.
Hari Febriyanto sebetulnya warga Padang yang telah bermukim di Kramat Sentiong sekitar 10 tahun.
Hari merantau ke Jakarta ikut sang kakak setelah dirinya menamatkan pendidikan SMA di kampung halamannya.
Hari sehari-hari mengais rezeki dengan berjualan berbagai pakaian di pasar Tanah Abang.
"Kemarin (Selasa) pas kejadian, dia lagi antar barangnya," imbuh Dodi.
Diketahui Hari pun baru menikah dan baru dikarunai seorang anak yang kini masih berusia satu bulan.
Sang istri pun masih shock menghadapi kenyataan suaminya meninggal dunia dalam kecelakaan, Selasa (13/6/2017) sore.
Dodi pun mengenang bila malam sebelum kejadian, Hari berkumpul dan masih tertawa-tawa di depan rumah.
Tidak ada sedikit pun firasat dari keluarga soal kepergiannya.
Hari Febryanto dikubur di pemakaman Kawi-kawi, Jakarta Pusat, Rabu (14/6/2017) pagi.
Insiden kecelakaan antara kereta Walahar Ekspres tujuan Tanjung Priok-Purwakarta dan minibus GrandMax terjadi di perlintasan kereta Jalan Kembang Pacar, Kramat, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (13/6/2017) sekitar pukul 17.00 WIB.