TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penasihat Hukum mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, I Wayan Sudirta menanggapi dengan bijak pengabulan pencabutan banding Ahok oleh Pengadilan Tinggi Jakarta, terkait kasus dugaan penistaan agama.
Ia menjelaskan, keputusan Ahok untuk mencabut banding tersebut lantaran mempertimbangkan maraknya demo yang terjadi di Indonesia, khususnya Jakarta.
Baca: Pengadilan Tinggi Kabulkan Pencabutan Banding Ahok, Kuasa Hukum: Tidak Ada Masalah
Menurutnya, Ahok tidak ingin pihak yang tidak menyukainya terus melakukan aksi demo yang akhirnya bisa menimbulkan gesekan antara pihak yang pro maupun kontra Ahok.
I Wayan menambahkan, kliennya ingin Jakarta kembali menjadi kota yang aman dan nyaman untuk dihuni.
"Maksudnya (Pak Ahok), dengan mencabut banding itu kan, biar tidak ada demo-demo lagi, biar tidak ada benturan antarpendemo, sehingga suasana Jakarta itu (kembali) nyaman," ujar I Wayan, saat dihubungi Tribunnews, Senin (19/6/2017).
Lebih lanjut I Wayan menegaskan, kliennya sengaja mengorbankan diri untuk menghindari berlarutnya aksi yang bisa saja merembet pada isu-isu politik lainnya.
"(Karena) kalau ada demo-demo, nanti bisa merembet kemana-mana kan, nah itu yang dihindari," tegasnya.
Sebelumnya, penetapan pencabutan banding diberikan oleh Pengadilan Tinggi Jakarta setelah adanya permohonan yang diajukan oleh mantan Bupati Belitung Timur itu.
Ahok sendiri kini masih menjalani hukumannya selama dua tahun penjara di Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat, terkait kasus dugaan penistaan agama.