-
07 Jan 2025 11:31
Cara Baru PSK di Kawasan Puncak Bogor Menjajakan Diri ke 'Pria Hidung Belang'
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Tak bisa dipungkiri kehidupan malam di Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor tak terlepas dari aktivitas prostitusi.
Meski kini sudah tidak ada lagi lokasi prostitusi, para kupu-kupu malam punya cara lain untuk memikat para hidung belang.
Menurut seorang penunggu vila di Puncak, Giling (nama samaran), ketika tidak ada tempat prostitusi, para PSK menyebar di masyarakat untuk dipanggil ke villa-villa.
Itu pun status profesinya sulit dideteksi warga sekitar tempat mereka indekos, karena mereka rata-rata mengaku memiliki profesi yang lain.
Baca: Dibantah Banyak Kawin Kontrak Warga Arab dengan WNI di Puncak, Ini Justru yang Terjadi
Giling mengaku bahwa hanya segelintir orang yang tahu bagaimana bisnis esek-esek itu berlanjut termasuk dirinya.
"Itu kalo nyari harus hati-hati dan juga sama orang yang jelas bagiannya. Tidak semua orang di sini tahu tempatnya," ujar Giling kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (7/7/2017).
Pria asli Cisarua ini juga mengaku bahwa ia mengenal betul teman-temannya yang juga ikut dalam bisnis tersebut.
Ia menambahkan teman-temannya itu awalnya kebingungan karena tidak punya pekerjaan tetap.
Hingga akhirnya mereka menjadi perantara antara hidung belang dan PSK demi menunjang ekonomi.
Atau, istilah slengean-nya berpforesi sebagai anjelo (antar jemput PSK) kepada para hidung belang.
Sempat juga ada warga yang tidak setuju akan kehadiran PSK yang rata-rata berasal dari luar Bogor yang masih dari daerah Jawa Barat ini.
Namun, tetap saja para kupu-kupu malam ini sulit untuk pergi dari Puncak walau pun sudah ditindak.
"Kayaknya mereka niat jual diri, walau sudah berbagai cara, kyai juga sudah ngasih tahu, ditahan, dipulangkan, balik lagi dia. Jika diusir dari desa ini, pindah ke desa itu, gitu," ujarnya.
Ditambah para hidung belang yang berdatangan mencari vila beserta perempuan di Puncak, membuat bisnis esek-esek di sana laris.
Ia akui selalu ada saja pengunjung yang tidak membawa pacar atau istri dimana mereka berniat mencari perempuan untuk dikencani.
"Tarifnya bervariasi, dari Rp 300 ribu sampai Rp 800 ribu, itu ada, sekali (1 jam)," katanya.
Para PSK itu rata-rata berumur antara 18 sampai 20 tahunan.
Dimana setiap pekerja perantara memegang 2 sampai 3 PSK untuk diantarkan kepada pemesan agar nantinya si perantara dapat komisi.
"Kalo dibawa sekali itu PSK, dia (pemesan) gak mau, maka dibawa PSK yang kedua, ia juga gak mau. Udah gak dilanjutin lagi, batal," jelasnya.
Para PSK ini kerap melayani para hidung belang mulai dari pengunjung lokal hingga wisatawan asing.
Namun untuk tamu Arab, Giling akui mereka lebih memilih nikah sirih ketimbang berhubungan dengan kupu-kupu malam.
Cara Baru PSK di Kawasan Puncak Bogor Menjajakan Diri ke 'Pria Hidung Belang'
Editor: Hasanudin Aco
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger