News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ahli IT Ditikam

Komnas HAM Nilai Kasus Pembacokan Hermansyah Bukan Peristiwa Biasa

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

2 Anggota Komnas HAM Maneger Nasution dan Siena Indriati bersama Azam Khan di depan Gedung Medical Check Up RSPAD, Jakarta Pusat, Senin (10/7/2017).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 2 Anggota Komnas HAM tampak kunjungi ahli telematika Hermansyah di Rumah Sakit Pusat Angkatan darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (10/7/2017).

Kedua anggota tersebut adalah Maneger Nasution dan Siane Indriani.

"Komnas mendorong pihak kepolisian untuk profesional, independent. Ini menjadi perhatian kita, karena patut diduga ini bukan peristiwa biasa," ujar Maneger, Komisioner Subkomisi Mediasi.

Baca: Istri dan Ibunda Hermansyah Masih Shock

Ia mengatakan karena kasus tersebut sudah menjadi konsumsi publik, penanganan kasusnya harus terbuka.

"Harus dibawa ke ruang publik, ruang terang. Jangan ke ruang gelap," ujar pria berkacamata ini.

Menurutnya, penangan kasus tersebut penting untuk memastikan kehadiran negara dalam menunaikan kewajiban konstitusionalnya memberikan rasa aman untuk warga negara.

Baca: Pengungkapan Kasus Penganiayaan Hermansyah Jangan Berlarut-larut Seperti Kasus Novel

Maneger sendiri menyampaikan meminta polisi segera membuka CCTV dari Jasa Marga guna membantu proses penyidikan.

"Semoga itu membantu dan cepat terungkap. Kalau tidak terungkap, ini bisa jadi berulang-ulang dan dikhawatirkan bukan peristiwa biasa," ucap Maneger.

Hermansyah diketahui menjadi korban pembacokan orang tak dikenal di Kilometer 6 Tol Jagorawi sekitar Cipayung, Jakarta Timur, Minggu (9/7/2017) dini hari.

Ia sempat dilarikan ke RS Hermina Depok, Jawa Barat, kemudian dipindahkan ke RSPAD, Jakarta Pusat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini