TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Iin Indriyani (16) terbaring lemas di ranjang ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Mulya, Tangerang, Rabu (19/7/2017).
Sebagian badannya melepuh, terutama dua kakinya dipenuhi luka berwarna merah karena tekena ledakan gas di SMK Bina Insani, Kelurahan Nerogtog, Kecamatan Pinang, Tangerang pada Rabu (19/7/2017) pagi.
Ayahnya, Didi Suwandi (45), setia menjaga puteri sulungnya di sampingnya.
Kepada Warta Kota, dia mengatakan jika sebetulnya sudah memperingatkan anaknya untuk tidak beli balon gas di sekolah.
"Mangkanya sejak kemarin balon sudah dibeli, biar enggak beli di sekolah. Saat saya antar Iin ke Sekolah, saya liat ternyata ada dua tukang balon, saya bilang jangan beli apalagi dekat-dekat, karena berbahaya," kata Didi di RS Mulya Tangerang, Rabu (19/7/2017).
Balon-balon tersebut merupakan bagian dari atribut yang akan digunakan untuk keperluan mos di SMK Bina Insani.
Didi mengaku kaget saat diberi kabar oleh istrinya, Elianti (41) jika anaknya menjadi korban ledakan gas.
"Ternyata dia ini sedang antar temannya saja yang belum beli balon," kata Didi.
Iin saat ini berada di RS Mulya untuk menjalani perawatan, selain Iin, ada 17 orang lain yang juga dilarikan ke rumah sakit, hingga saat ini, 9 orang di antaranya saat ini telah diperbolehkan pulang.
Diketahui, ledakan terjadi di dekat sekolah Bina Insani, Cipondoh, Tangerang, Banten, Rabu (19/7/2017).
Akibat peristiwa tersebut, banyak anak sekolah yang mengalami luka-luka. Hal itu diungkapkan langsung oleh Kapolsek Cipondoh Kompol Bayu Suseno.
"Yang meledak itu tabung pengisi balon," ujar Bayu kepada Warta Kota di Tangerang, Rabu (19/7/2017).
Sejumlah korban luka-luka dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
"Korban dibawa ke RS Usada Insani dan RS Mulya," kata dia. (WartaKotaLive.com, Acep Nazmudin)