TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang anggota polisi bernama Brigadir Slamet yang bertugas sebagai Staf Provos Ditpolair Baharkam Polri menjadi korban pengeroyokan orang tak dikenal (OTK) di Jalan Hayam Wuruk, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (6/8/2017), sekitar jam 03.30 dini hari.
AKBP Asep Guntur, Wakapolres Metro Jakarta Pusat membenarkan kejadian yang dialami oleh Brigadir Slamet.
"Ada laporan dari masyarakat bahwa dia melihat ada anggota yang pingsan. Informasinya pengeroyokan," kata Asep saat dikonfirmasi Warta Kota, Minggu (6/8/2017).
Berdasarkan informasi, Brigadir Slamet saat itu sedang melintas di Jalan Hayam Wuruk menuju Harmoni menggunakan sepeda motor Suzuki Spin sekitar jam 03.30.
Kemudian, ia melihat ada lebih dari satu orang yang mengikutinya dari belakang. Ketika berada di depan Hotel Harris Vertu, Brigadir Slamet kemudian dipepet oleh pelaku.
"Pelakunya diduga lebih dari dua orang. Sampai saat ini masih penyelidikan," ucapnya.
Lalu, Brigadir Slamet langsung dipukul oleh kedua pelaku hingga pingsan. Selain itu, ia menderita luka di bagian pelipis dan dagu sebelah kiri. Saksi yang melihat kemudian melarikannya ke Rumah Sakit Tarakan.
Kasus pelaporannya terdaftar dengan nomor LP/209/A/VIII/2017/SEK GBR tgl 6 Agustus 2017. Kasusnya kini ditangani oleh Polres Metro Gambir.
Senjata Hilang
Selain itu, senjata api organik Polri jenis HS 9 No H 173908 hilang lantaran diduga diambil oleh pelaku yang lebih dari satu orang.
AKBP Asep Guntur belum bisa memastikan terkait senjata api milik Brigadir Slamet yang hilang setelah pingsan dikeroyok oleh kedua pelaku.
"Kami masih melakukan pengecekan terkait senpi yang hilang. Kami sendiri belum mengetahui secara pasti apakah korban megang senpi atau tidak, karena tidak semua anggota diperbolehkan bawa senpi," tutur Asep.