News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengurus Musala: Dipukuli Massa, MA Sempat Bersimpuh di Hadapan Saya Minta Maaf

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rojali (40), pendiri sekaligus pengurus atau marbot musala Al Hidayah di Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (5/8/2017). Ia menjadi saksi kunci kasus dugaan pencurian amplifier dengan MA (30) sebagai tertuduh yang tewas dikeroyok dan dibakar massa, Selasa (1/8/2017). (Tribunnews.com/Amriyono Prakoso)

Pengejaran terjadi hingga 500 meter sebelum akhirnya MA menghentikan laju sepeda motornya di tepi kali.

Siti Zubaedah (25) istri Muhammad Al Zahra alias Joya (30), pria yang tewas dibakar massa karena dituding mencuri tiga unit alat pengeras suara musala di Kampung Muara Bakti RT 012/07, Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan, Bekasi pada Selasa (1/8/2017) petang. (WARTA KOTA/FITRIYANDI AL FAJRI)

Saat pengejaran itu, Rojali mengaku sama sekali tidak pernah berteriak 'maling' kepada MA.

Teriakan maling justru terjadi saat sejumlah warga yang didominasi anak muda sudah berkumpul di tepi kali tempat MA menyeburkan diri.

"Saya saat itu juga ikut mengejar. Tapi Demi Allah, Demi Rasulullah, saya tidak meneriaki dia. Justru saya meminta agar dia dilepaskan dan amplifier musala bisa kembali," kata dia dengan suara tegas.

Bogem mentah tidak dapat dihindari, saat itu MA ke luar dari kali dan tersungkur di jalanan.

Rojali masuk ke dalam kerumunan dan meminta tokoh masyarakat setempat menenangkan massa.

Beberapa pukulan juga sempat melayang ke arah belakang Rojali dan tokoh agama yang berada untuk melindungi MA untuk mempersiapkan acara haul di musala dekat rumahnya.

"MA sempat bangun dan bersujud minta maaf di hadapan saya. Dia bilang minta maaf berulang kali," suara Rojali mulai lirih.

Sesaat keadaan mulai tenang ketika tokoh masyarakat hadir dan akan membawa MA ke Balai Desa setempat untuk dilindungi.

Rojali mempercayai langkah selanjutnya kepada tokoh setempat untuk penanganan selanjutnya dan kembali ke motornya untuk mengambil satu amplifier yang dibawa oleh MA.

"Saya baru tahu malamnya kalau dia dibakar. Demi Allah, itu biadab sekali. Tak pernah saya berpikir kalau akan berakhir seperti itu. Allah membalas perbuatan itu," ucapnya seraya jari telunjuknya menghadap ke atas.  (rio)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini