Laporan wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN - Seorang warga yang sedang mengobrol sekira 20 meter dari kediaman orangtua Antonius Tonny Budiono yang berada di Jalan Pisok XX Blok EB 16 No 7 Sektor V Bintaro, Tangerang Selatan, Kamis (22/8) tidak mempercayai tetangganya ditangkap KPK.
Selama ini, Antonius Tonny Budiono atau akrab disapa Tonny dikenal sebagai orang yang tidak memiliki masalah apapun, begitu juga terhadap warga sekitar.
"Pak Tonny orangnya lempeng kok. Kok bisa sih?" katanya.
Baca: Mata Uang Rupiah dan Asing Dalam Beberapa Tas Disita Saat KPK Tangkap Tangan Pejabat Kemenhub
Dia dan dua orang warga lainnya yang sedang berbincang di depan pos satpam, mengatakan baru mengetahui kabar yang ditangkap KPK adalah Tonny saat lembaga antirasuah itu memberikan Konfrensi pers.
Tonny, kata dia, belakangan jarang sekali mengunjungi rumah orangtuanya.
Terlebih ketika istri Tonny wafat tiga bulan lalu.
Baca: Pejabatnya Terjaring OTT KPK, ICW Sebut Kemenhub Tak Serius Cegah Korupsi Di Internalnya
"Kalau sebelum-sebelumnya memang suka ke sini nengok cucunya seminggu sekali. Pas istrinya meninggal, jarang sekali ke sini," ujar dia.
Saat ini, rumah satu lantai dengan cat dominan berwarna putih itu, tidak ada yang menghuni.
Pasalnya, anak Tonny saat ini sudah memiliki rumah lainnya untuk ditempati.
Pagar rumah pun terkunci dari dalam.
Hanya terlihat dua lampu halaman yang menyala dan satu mobil sedan Honda Accord berplat nomor RFQ di depan rumah.
Warga mengatakan mobil tersebut sudah lama berada di depan rumah dan tidak pernah dipakai.
Tonny selama datang ke rumah tersebut terlihat beberapa kali justru naik taksi.
"Seringnya sih naik taksi kalau ke sini. Sama mobil silver. Soalnya kan jarang ke sini," kata seorang Bapak sembari menyeruput kopinya.
Satpam yang berjaga di lingkungan itu menceritakan, kebanyakan dari warga sekitar, baru mengetahui bahwa Tonny merupakan seorang dirjen di Kementerian Perhubungan ketika istrinya meninggal.
Pasalnya, selama ini pria yang pernah mendapatkan Satyalencana Karya Satya itu jarang memakai pangkat di pundaknya.
Hanya memakai seragam kantor perhubungan saja.
"Waktu itu karangan bunga hampir ratusan di sini. Jadi kami baru tahu kalau dia itu dirjen. Ya itu tadinya orang kelihatan sederhana saja. Tidak macam-macam. Makanya pas tahu, kami kaget ini, tidak sangka," kata dia.