TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolres Jakarta Timur, Kombes Andry Wibowo didapuk sebagai pembicara dalam seminar nasional di Universitas Islam Jakarta (UIJ).
Seminar tersebut bertajuk 'Bahaya Laten Radikalisme di Dalam Kampus'. Sedangkan moderator seminar adalah Untoro sebagai Wadek II FH.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolres menyampaikan konsep radikalisme, ektremisme dan fundamentalisme yang sering bertukar dan saling ambigiu dalam prakteknya.
"Karena secara semiotika radikalisme berasal kata radikal yang berarti akar atau mendasar ( bahasa Latin) yang juga hampir sama dalam makna denganf undamentalisme," kata dia saat menyampaikan materi dihadapan civitas kampus Unviersitas Islam Jakarta (UIJ), Rabu (20/9/2017).
"Mungkin lebih tepat radikalisme kampus disini ada hubungannya dengan terorisme atau nilai nilai anti toleransi, anti Pancasila atau anti Pemerintah sehingga Themanya bisa ditambah dengan kalimat kalimat itu sehingga jelas maksud dan tujuannya,"sambung Andry.
Dalam ilmu politik ada beberapa paradigma berpolitik kata dia, seperti liberalisme, demokrasi, teologisme, nasionalisme, sosialisme maupun kapitalisme.
"Dan jika ini dikaitkan dengan konsep radikalisme dapat terjadi pada konteks konteks pergerakan politik tersebut sebagai contoh nasionalisme radikal sering disamakan dengan chauvinisme,"ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, dia juga memberikan suatu pemahaman tentang bagaiamana negara multikulturalisme menjadi negara paripurna.
"Sehingga gambaran tersebut mampu menjadi ilmu dan motivasi mahasiswa untuk memahami posisi diri dan melihat masa depan Indonesia secara lebih baik dengan persiapan untuk menjadi kader bangsa dan negara menuju negara maju dan di hormati serta menjadi rujukan akademis maupun praktis negara lain,"pungkasnya.