TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pekan lalu, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menemui mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Markas Komando (Mako) Brimob, Kelapa Dua, Depok.
Menurut Djarot, Ahok kini rajin berolahraga dan makin punya banyak waktu untuk membaca.
Salah satu buku yang dibaca Ahok adalah buku-buku tentang Presiden pertama RI Soekarno.
Sambil berseloroh, Djarot merasa tersaingi karena Ahok kini lebih banyak membaca dibanding dirinya.
“Waduh, saya bisa kalah ini, seluruh buku-buku pidato Bung Karno, buku-buku Bung Karno dia lahap semua. Waduh, hebat gitu ya. Saya bilang, saya belajar lagi,” kata Djarot, Kamis (28/9/2017).
Lebih dari sekadar menanyakan kabar Ahok, Djarot ternyata berkunjung ke Mako Brimob sekaligus untuk melaporkan sejumlah program yang akan diresmikan jelang akhir masa jabatannya pada pertengahan Oktober nanti.
Baca: Jokowi Usulkan Film Pengkhianatan G30S/PKI Dibuat Ulang, Apa Kata Tommy Soeharto?
Djarot mengatakan, sejumlah program tesebut juga muncul dari gagasan Ahok saat menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Salah satunya adalah pembangunan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA). Pada Oktober mendatang, Djarot berencana meresmikan 100 RPTRA.
Djarot juga melaporkan kepada Ahok soal revitalisasi Kota Tua yang penertibannya dimulai Oktober.
Salah satu bagian dari memperbaiki kawasan Kota Tua adalah diresmikannya kompleks Pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Cengkeh.
Salam dari Ahok
Program lain yang dibicarakan dengan Ahok adalah bedah rumah. Djarot menceritakan, awal munculnya ide bedah rumah adalah saat ia dan Ahok memikirkan cara merevitalisasi kawasan kumuh di Jakarta. Bedah rumah dianggap menjadi salah satu solusinya.
Program bedah rumah dilaksanakan berdasarkan instruksi Gubernur Nomor 51 tahun 2017.