TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Naiknya jumlah perempuan yang menjanda karena perceraian yang dipicu media sosial di Kota Bekasi menjadi perhatian Anggawira Calon Walikota Bekasi 2018-2023. Menanggapi hal tersebut, Anggawira berencana akan menggagas konseling digital gratis untuk pasutri di Kota Bekasi.
“Konseling digital ini akan membantu pasutri baik pihak laki-laki maupun perempuan yang punya problem rumah tangga. Kita kan ingin masyarakat Kota Bekasi bisa lebih bahagia, karena kalau stress bisa berdampak pula pada produktivitas mereka,” tutur Anggawira dalam keterangan persnya, Kamis (5/10/2017).
Lebih lanjut Anggawira menyampaikan program konseling digital tersebut bentuknya aplikasi, jadi bisa diakses dengan mudah oleh seluruh masyarakat Kota Bekasi yang membutuhkan layanan konseling ini lewat android maupun komputer. Apalagi saat ini sebagian besar masyarakat Kota Bekasi adalah pengguna android dan komputer.
“Kita bekerjasama dengan para psikolog, para pasutri yang punya problem bisa langsung curhat di aplikasi ini dan dibantu carikan solusinya. Aplikasi ini juga menyediakan fitur edukasi tentang kehidupan rumah tangga,” kata Anggawira.
Anggawira menjelaskan, konseling digital ini tidak dipungut biaya sama sekali. Selain itu, sangat praktis karena sistemnya online sehingga dapat diakses kapanpun dan dimanapun.
“Program ini kita upayakan untuk menekan angka perceraian, terutama yang disebabkan oleh perselingkuhan. Apalagi di era digital seperti sekarang, komunikasi makin canggih didukung juga adanya media sosial yang ternyata bisa jadi pemicu perselingkuhan,” imbuh Anggawira yang juga akademisi di Universitas Islam As-Syafi’iyah.
Seperti diwartakan sebelumnya, media sosial menjadi faktor penyumbang tertinggi angka perceraian di Kota Bekasi. Data Pengadilan Agama (PA) Kota Bekasi menyebutkan, sebanyak 2.231 pasangan bercerai dari Januari-September 2017. Faktor pemicu perceraian terbanyak adalah perselingkuhan, sebanyak 1.862 kasus, disusul faktor ekonomi 111 kasus dan faktor poligami 121 kasus. Faktor perselingkuhan tersebut dipengaruhi oleh kecurigaan antar pasangan yang menggunakan media sosial.