TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dari data Dinas Lingkungan Hidup DKIi kurang lebih 7.500 ton sampah dihasilkan dari aktivitas penduduknya. Prosentase sampah Jakarta terdiri dari 59 persen sampah organik, 15 persen kertas, 14 persen plastik, dan 17 persen lainnya.
Dari jumlah sampah Jakarta tersebut, 79 persen diangkut dan diolah ke Bantargebang. Sisanya sebanyak 21 persen tidak terangkut.
PLN Distribusi Jakarta Raya melalui Corporate Social Responsibility (CSR) turut mendukung Pemprov DKI Jakarta dengan mengembangkan program Bank Sampah berupa bantuan kepada Bank Sampah Anyelir senilai Rp 112.599.260 untuk sarana prasarana dan sosialisasi.
"PLN mendukung gerakan clean up menuju Jakarta Bebas Sampah 2020. Semoga menabung Bank Sampah bisa menjadi pola hidup masyarakat Jakarta," ujar Manajer Komunikasi, Hukum, dan Administrasi PLN Distribusi Jakarta Raya, Aries Dwianto, Rabu (18/10/2017).
Kepala Seksi Peran Serta Masyarakat dan Penataan Hukum Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Timur, Syarifudin menjelaskan sampah menjadi berkah jika bisa mengelolanya. Pasalnya Bank Sampah bisa membeli sampah plastik bersih seharga Rp 5.000, kardus Rp 1.500, kertas putih Rp 1.500, aluminium Rp 8.000.
"Masih banyak jenis sampah yang bisa ditabung di bank sampah," kata Syarifudin.
Menurut riset Waste4Change, 74 persen masyarakat menumpuk dan membuang sampahnya, 19 persen memilahnya, dan 2 persen membakar. Tingkat partisipasi masyarakat untuk memilah sampah masih rendah.
"Dengan adanya stimulus mengubah sampah jadi rupiah, harapannya masyarakat bisa memilah sampahnya dan menabung di bank sampah sehingga mimpi Jakarta Bebas Sampah 2020 bisa terwujud," kata Aries Dwianto.