Said tidak tahu jumlah gaji semua pekerja di sana. Namun Said mengungkapkan bahwa pekerja perempuan digaji mulai dari Rp. 40 ribu perhari yang dibayar satu minggu sekali.
Said memastikan bahwa ia dan pekerja lainnya tidak pernah telat gajian selama setahun bekerja di perusahaan tersebut.
Sebelum bekerja di pabrik itu, Said mengungkapkan bahwa sebelumnya ia telah bekerja berpindah dari satu pabrik ke pabrik lainnya sejak masih tingkat Sekolah Menengah Pertama.
Said mengaku bersekolah sambil bekerja di sore hari karena ia seorang yatim. Said mengaku pernah bekerja di pabrik pembuatan Hio, pabrik sol sepatu, pabrik pintu kamar mandi, dan terakhir di perusahaan produsen kembang api kawat tersebut.
Said juga mengungkapkan bahwa di daerah tempatnya tinggal, gaji sebesar Rp. 60 ribu sehari termasuk besar.
Menurut Said kebanyakan warga di sekitar pabrik bekerja sebagai buruh pabrik dengan gaji perhari rata-rata Rp. 40 - Rp. 50 ribu perhari.
Kebanyakan warga memilih bekerja di pabrik karena tingkat pendidikan terakhir kebanyakan tetangganya adalah SMP atau SMA. Said sendiri mengandalkan ijazah SMPnya untuk melamar setiap pekerjaan di pabrik yang pernah dijalaninya.
Dengan dana kompensasi yang telah didaptnya dari perusahaan, Said berniat untuk membuka usaha kecil-kecilan.
Itu karena peristiwa ledakan pabrik kembang api kawat di Kosambi Tangerang telah menimbulkan trauma yang mendalam di hatinya, terlebih banyak sahabatnya yang meninggal terbakar ketika tragedi itu terjadi.